KABAR – DESAKU.COM – KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, adalah seorang ulama yang sering menyampaikan pesan-pesan mendalam yang membumi dan mudah dipahami.
Salah satu pesan yang sering diulang oleh Gus Baha adalah tentang betapa singkatnya hidup di dunia ini. Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube, Gus Baha menyampaikan dengan penuh hikmah, “Ning dunyo mung mampir ngumbe, hidup hanya mampir minum.”
Ungkapan ini bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi sebuah pengingat bagi kita semua bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.
Baca Juga: Cara Merebus Daun Singkong Agar Empuk dan Warnanya Tetap Hijau
Gus Baha menjelaskan bahwa rata-rata usia manusia berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Dalam waktu yang relatif singkat ini, kita sering terjebak dalam kesibukan duniawi yang membuat kita lupa akan tujuan utama kita di dunia ini.
Gus Baha menggambarkan betapa pendeknya usia manusia dengan sangat sederhana namun penuh makna. “Awake dewe diluk kas, yo mati misale umur paling roto-roto sewidak pitungpuluh,” ujarnya,
yang artinya “Kita hidup sebentar, lalu mati, usia kita rata-rata hanya sekitar 60 sampai 70 tahun.” Ini adalah realitas yang harus kita sadari sejak dini, agar tidak terlena dengan gemerlap dunia yang sifatnya hanya sementara.
Dengan kesadaran bahwa hidup ini hanya sementara, Gus Baha mengajak kita untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan setelah mati.
Bukan berarti kita harus meninggalkan segala urusan dunia, tetapi kita perlu menyeimbangkan antara kebutuhan duniawi dan persiapan untuk kehidupan akhirat.
Gus Baha menekankan pentingnya keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Meskipun hidup ini singkat, bukan berarti kita harus meninggalkan semua urusan duniawi.
Justru, kita harus menjalani kehidupan ini dengan bijaksana, memanfaatkan waktu yang ada untuk berbuat kebaikan, dan tidak lupa untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta.
Pesan Gus Baha sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa dunia ini adalah ladang bagi kita untuk menanam kebaikan, yang hasilnya akan kita tuai di akhirat kelak.
Baca Juga: SDN 1 Karanggedang Semarakkan HUT ke-79 RI dengan Lomba Kreatif dan Edukatif Ini
Dalam Islam, bekerja keras di dunia adalah ibadah, selama niatnya untuk mencari ridha Allah. Oleh karena itu, Gus Baha mengingatkan agar kita tidak terlena dengan dunia, tetapi juga tidak meninggalkan kewajiban kita sebagai manusia.
Salah satu hal penting yang sering disampaikan oleh Gus Baha adalah menjaga niat dan tujuan hidup. Hidup di dunia ini hanyalah perjalanan singkat yang harus kita lalui dengan penuh kesadaran.
Oleh karena itu, setiap langkah yang kita ambil harus didasarkan pada niat yang baik dan tujuan yang jelas.
Gus Baha mengajak kita untuk selalu memeriksa niat kita dalam setiap tindakan. Apakah kita melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan penghargaan duniawi, ataukah karena ingin mendapatkan ridha Allah?
Pertanyaan ini harus selalu kita tanyakan pada diri sendiri, agar kita tidak terjebak dalam kehidupan yang hanya mengejar kenikmatan sesaat.
Pesan Gus Baha tentang hidup yang hanya “mampir minum” ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua. Hidup di dunia ini adalah perjalanan singkat yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Kita harus selalu ingat bahwa tujuan akhir kita bukanlah dunia ini, tetapi kehidupan yang kekal di akhirat.
Dengan memahami dan merenungkan pesan Gus Baha, kita dapat lebih bijak dalam menjalani kehidupan.
Kita akan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, dan tidak mudah tergoda oleh gemerlap dunia yang hanya sementara.
Semoga kita semua bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh kesadaran, selalu mengingat bahwa kita hanyalah “mampir minum” di dunia ini, sebelum melanjutkan perjalanan menuju kehidupan yang abadi di akhirat.***
Leres sanget Gus, matur nuwun ular-ularipun.
Mugio dados amal jariyah kagem crew kabar-desaku.com
Aamiin ya Rabbal’alamiin