Demi Sulteng Sejahtera, Ahmad Ali Ingatkan Masyarakat Agar Menjaga Kebersamaan, Hindari Prasangka Buruk dan Fitnah (Jilid 35) 

KABAR-DESAKU.COM – Gezah kontestasi Pilgub di Sulawesi Tengah kian menunjukkan determinasi kuat ke arah mengkerucutnya para bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur.

Sebut saja Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri, dipastikan melenggang aman menuju meja pendaftaran di KPUD Sulawesi Tengah pada 27-29 Agustus 2024 mendatang.

Berbekal dukungan dari Partai Pengusung yakni Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PPP, PSI dan PKB, syarat utama didukung oleh 20% gabungan Partai Politik peserta Pemilu 2024 sebagai pengusung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Periode 2024-2029, telah terpenuhi oleh pasangan AA-AKA ini.

Adapun koalisi Partai Demokrat, PKS dan PBB, dipastikan akan menjadi lawan sepadan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri untuk memastikan tampuk kepemimpinan Sulteng 1 dan 2 berada digenggaman pasangan BerAmal tersebut.

Sementara PDIP, HANURA dan PERINDO masih kasak kusuk untuk mencukupi syarat 20% lalu kemudian bisa memproklamirkan calon yang diusungnya.

Baca juga: Senandung Gema Shalawat Kemerdekaan di Kediaman Ahmad Ali, Demi Menjaga Interaksi Persatuan dan Kesatuan NKRI di Sulteng (Jilid 34)

Dan jika akhirnya tidak terpenuhi syarat dimaksud, tentunya PDIP, HANURA dan PERINDO akan berlayar menuju ‘Kapal Besar BerAmal’ atau bisa jadi ke koalisi PD, PKS dan PBB.

Atau yang paling naif terjadi, PDIP, HANURA dan PERINDO, sama sekali tak berkemudi tanpa haluan, namun para kader dan simpatisannya menari-nari berjumpalitan bersama kandidat yang telah memastikan tiketnya.

Bagi pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri pun, bukan mustahil untuk mendapatkan tambahan dukungan dari partai-partai lainnya yang turut menjadi peserta Pemilu 2024, namun tidak mendapatkan kursi di DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2024-2029 ini.

Diantaranya adalah Partai Ummat, PKN, Partai Buruh, Partai Garuda dan Partai Gelora berpotensi melabuhkan dukungannya untuk mengusung Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri sebagai Cagub dan Cawagubnya.

Baca juga: Rayakan HUT Ke 79 RI, Kolam Cinta Petuguran Banjarnegara Gratiskan Tiket Masuk

Namun dibalik hiruk-pikuknya menuju Pilgub Sulteng tersebut, Ahmad Ali masih tetap mengingatkan agar seluruh masyarakat Sulawesi Tengah tetap menjaga kebersamaan.

Ahmad Ali sangat berharap jangan sampai terpecah-belah karena beda pilihan di Pilgub.

Sebab Pilgub adalah hajatan seluruh masyarakat Sulteng. Akan sangat wajar terjadi perbedaan pilihan diantara masyarakat Sulawesi Tengah dalam menentukan pilihan.

Namun yang harus diwaspadai adalah jangan sampai perbedaan itu menimbulkan saling fitnah.

Karena hakikatnya kontestasi ini adalah mencari pemimpin terbaik untuk membawa masyarakat Sulawesi Tengah yang lebih baik, penuh harapan menuju Sulteng sejahtera.

Meletakkan prasangka baik kepada siapapun yang maju berkontestasi adalah keinginan luhur memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sulteng.

Baca juga: KPP Edwin Soeryo Putrakusumo: Senang dan Terharu Bisa Hadir Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di IKN

Dan dengan mencari untuk memilih pemimpin yang dapat memberikan terbaik bagi bumi Tadulako ini, agar seluruh masyarakat Sulteng dapat menerima siapapun nantinya yang terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Tengah.

Dan siapapun yang terpilih pastinya adalah orang yang dipercayai oleh masyarakat Sulteng untuk memajukan daerah ini.

Antisipasi ‘Jualan Fitnah Politik’

Kontestasi politik di Pilgub Sulteng tak hanya untuk menentukan sikap dan pilihan politik masyarakat. Lebih penting lagi adalah bagaimana mendewasakan demokrasi di Sulawesi Tengah.

Namun salah satu persoalan yang dihadapi adalah bagaimana mendewasakan demokrasi di Sulawesi Tengah.

Termasuk demokrasi di dunia maya melalui jejaring sosial yang kerapkali menjadi sarana penyebaran hoax dan fitnah.

Saat ini merupakan politik awal, sedangkan muara politik sebenarnya pasca penetapan Cagub dan Wacagub oleh KPU Provinsi Sulteng mendatang.

Namun saat ini sudah muncul beragam catatan dan unek-unek untuk meraih cita-cita terselenggaranya pemerintahan Sulawesi Tengah yang lebih baik.

Sesungguhnya gagasan-gagasan waras melawan gagasan edan yang kemudian sering kali menjadi hoax atau berita bohong dan kebencian, patut di kedepankan.

Baca juga: Popularitas Bacagub Sulteng di Palu Masuki Titik Mayoritas untuk Pilih Ahmad Ali dan Siap Adu Gagasan (Jilid 32) 

Sebab ketika tidak waras berpolitik maka orang yang tidak punya ide akan cenderung “jualan” isu dan menyebar fitnah.

Kemudian fitnah berjamaah atau secara ramai-ramai itu dilempar melalui teknologi mutakhir yang namanya media sosial (medsos).

Penyebar informasi di dunia maya yang tidak jelas sumbernya itu, jika dianalisis, sangat sedikit yang bertanggung jawab. Kedewasaan demokrasi virtualnya pun belum ada.

Buktinya, akunnya no name, serta setiap informasi yang ditampilkan lebih banyak cerita-cerita fitnah.

Padahal simpel saja, menang atau kalah itu biasa. Maka siapapun pemenangnya baku atur salaman.

Harus dipahami bersama, jika masih melalui cara memenangkan kampanye dengan memecah belah masyarakat, niscaya anda akan kesulitan untuk menyatukan kembali.

Baca juga: HUT RI Momentum Penanaman Nasionalisme Pada Anak Sejak Usia Dini

Sebagai warga negara yang masih memegang kuat dasar-dasar berpancasila, tentunya tidak ingin ada pihak yang dengan sengaja mengacak-acak dan merobek merah putihnya.

Demokrasi sebagai satu pilihan, suka tidak suka akan memaksa kontestan. Demokrasi sebagai sistem memaksa orang menunjukkan prestasi, serta ada partisipasi masyarakat yang baik.

Namun lagi-lagi problemnya adalah bagaimana mendewasakan demokrasi pada saat orang membicarakan demokrasi di Sulawesi Tengah ini, sudah kebablasan.

Begitupun, warga Sulawesi Tengah wajib menyambut dengan sukacita.

Dan khususnya perguruan tinggi serta para ilmuwan di Sulawesi Tengah, mempunyai kewajiban moral untuk menjadi wasit. Sehingga jika ada yang melanggar harus disemprit.

Baca juga: Kemendesa Latih Masyarakat di Banjarnegara Menjadi Konten Kreator Desa

Demikian pula media masa, juga punya peran dengan tidak menjadi kompor, karena jika jadi kompor akan sangat berbahaya.

Apalagi potensi bisnis untuk mengangkat para calon melalui media sangat menjanjikan.

Dengan menghindari ‘Dosa Politik’ dan bisa berbuat sangat baik sekali lalu dirasakan menguntungkan masyarakat.

Intinya demi mempersembahkan yang terbaik untuk Sulteng sejahtera, semua pihak harus menahan diri melakukan kejahatan politik dengan saling mengadu domba dan melontarkan fitnah politik.

Damai itu indah, bertarung secara elegan dan meraih kemenangan penuh martabat serta mendapatkan harga diri yang bermarwah sebagai pucuk pimpinan pemerintahan Sulawesi Tengah.***

BERSAMBUNG

Ditulis Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)




One thought on “Demi Sulteng Sejahtera, Ahmad Ali Ingatkan Masyarakat Agar Menjaga Kebersamaan, Hindari Prasangka Buruk dan Fitnah (Jilid 35) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *