SURAKARTA, KABAR-DESAKU.COM – Untuk tahu lebih jauh tentang Grebeg Maulud yang telah menjadi tradisi dan budaya di Karaton Surakarta Hadiningrat.
Pagi ini, Senin 16 September 2024, tim redaksi berkunjung di kediaman salah satu Pangeran Santana Karaton Surakarta Hadiningrat, yakni Kanjeng Pangeran Panji (K.P.P). Edwin Soeryo Putrakusumo beserta istri Kanjeng Raden Ayu (K.R.Ay). Tiara Soeryo Putrakusumo.
Kehadiran Tim redaksi untuk melakukan wawancara terkait menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw. di Karaton Surakarta Hadiningrat.
Pada kesempatan tersebut Kanjeng Pangeran Panji (K.P.P). Edwin Soeryo Putrakusumo menyampaikan tentang penyambutan Maulid Nabi Muhammad Saw.
“Di Karaton Surakarta Hadiningrat istilah penyambutan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Grebeg Mulud. Istilah Grebeg berasal dari kata gumbrebeg yang artinya riuh, ribut dan ramai,” jelas Pangeran Edwin.
“Salah satu rangkaian penting dalam upacara Grebeg Maulud adalah Sekaten. Upacara Tradisi Sekaten merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang masih dilestarikan dan dipertahankan hingga sekarang,” sambutannya lagi.
Baca juga: Liburan Asyik di Karang Hills Timbang Ujung Timur Purbalingga Nan Cantik
K.R.Ay. Tiara Soeryo Putrakusumo juga turut menambahkan bahwa grebeg Maulud sebagai bagian dari kehidupan.
“Upacara ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar Karaton Surakarta Hadiningrat pada khususnya dan masyarakat Surakarta pada umumnya,” jelas K.R.Ay. Tiara.
“Pelaksanaan upacara ini hingga sekarang masih tetap dilaksanakan setiap tahunnya. Upacara Tradisi Sekaten merupakan suatu peristiwa tradisional yang sangat populer serta senantiasa menarik perhatian puluhan ribu pengunjung, tidak saja datang dari daerah sekitar Karaton Surakarta Hadiningrat akan tetapi juga dari tempat-tempat yang jauh,” lanjut K.R.Ay. Tiara.
Pangeran tampan ini menjelaskan terkait perayaan Sekaten yang dimulai sejak tanggal 5 Rabiul Awal.
“Perayaan sekaten dimulai pada tanggal 5 Rabiul Awal dan berakhir dengan Grebeg Maulud tanggal 12 Rabiul Awal yang ditandai dengan keluarnya gunungan,” terang Pangeran Edwin.
“Gunungan berasal dari kata gunung, terdiri dari berbagai jenis makanan dan sayuran yang diatur bersusun meninggi menyerupai gunung,” sambungnya.
“Pada hari pertama perayaan sekaten tanggal 5 Rabiul Awal, diawali dengan dikeluarkannya dua buah gamelan yang merupakan peninggalan jaman Demak dari dalam karaton.” lanjut Pangeran tampan ini.
“Dua buah gamelan itu dikeluarkan dari dalam karaton lewat alun-alun kemudian dibawa ke Masjid Agung. Sebelum dikeluarkan dari karaton diadakan selamatan dengan diberi doa terlebih dahulu dan diberi sesajen. Setelah diadakan serah terima dari utusan karaton kepada penghulu masjid, gamelan ditempatkan di Bangsal Pradangga selatan dan utara halaman muka Masjid Agung Surakarta.” imbuh KPP. Edwin Soeryo Putrakusumo.
Pangeran Edwin juga menjelaskan bahwa Gamelan tersebut mulai dibunyikan ketika ada utusan dari Karaton yang memerintahkan untuk membunyikan.
“Gamelan mulai dibunyikan ketika sudah ada utusan dari karaton yang memerintahkan untuk membunyikan gamelan, yaitu pada pukul empat sore. Dua buah gamelan tersebut bernama Kyai Guntur Madu, yaitu berada di Bangsal Pradangga sebelah selatan yang melambangkan syahadat tauhid. Kyai Guntur Madu merupakan peninggalan Leluhur saya, Eyang Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangdjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono IV (1823 – 1830) dibuat pada 1718 Saka yang ditandai dengan sengkalan Naga Raja Nitih Tunggal.” tambah Pangeran Panji Edwin Soeryo Putrakusumo.
Baca juga: Panitia HUT KAHMI Ke-58 Gelar Donor Darah dan Sejumlah Kegiatan Lainnya
Dipenghujung wawancara K.P.P. Edwin Soeryo Putrakusumo menyampaikan masih sangat panjang untuk mengupas Grebeg Mulud di Karaton Surakarta Hadiningrat.
“Sebetulnya masih panjang bila kita mengupas tentang Grebeg Maulud Karaton Surakarta Hadiningrat,” Pungkas Pangeran Edwin.
Wawancara ini diakhiri harapan dari Kanjeng Pangeran Panji (K.P.P). Edwin Soeryo Putrakusumo beserta istri Kanjeng Raden Ayu (K.R.Ay). Tiara Soeryo Putrakusumo,
“Semoga Adat dan Istiadat yang bersumber dari Karaton Surakarta Hadiningrat terus lestari untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Selamat Memperingati Maulud Nabi, 16 September 2024, berkah Maulid Nabi senantiasa menjadikan kita semua menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, sesama, lingkungan bahkan negara ini. Aamiin Ya Rabbal’alamin”.***
One thought on “Grebeg Maulud: Adat dan Istiadat dari Karaton Surakarta Hadiningrat Terus Lestari untuk NKRI”