KABAR-DESAKU.COM – Pemeliharaan aset listrik merupakan kunci dalam menjaga kehandalan pasokan listrik hingga ke konsumen yang membutuhkan.
Proses ini meliputi pemeliharan dari hulu hingga hilir, mulai dari pembangkit, gardu induk, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan jaringan distribusi yang mendistribusikan listrik hingga ke rumah tangga, perkantoran, hotel, dan industri.
Dengan pemeliharaan rutin dan menyeluruh, ketersediaan dan kehandalan distribusi pasokan listrik dapat terjamin.
Tantangan utama dalam dunia kelistrikan adalah memastikan semua sistem berfungsi optimal di tengah berbagai tantangan dan risiko yang berpotensi mengganggu operasi seperti bencana alam, cuaca ekstrem, dan aktivitas manusia dapat mengancam kehandalan pasokan listrik.
Baca Juga: PLTA Mrica Banjarnegara, Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Oleh karena itu, pemeliharaan aset listrik harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan untuk mengurangi kegagalan sistem.
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang ketenaga-listrikan, PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica berperan penting dalam memastikan kehandalan pasokan listrik di wilayah Jawa Bali.
Perusahaan BUMN ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang tersebar di 10 kabupaten di Jawa Tengah dengan total kapasitas 333,78 MW.
Khusus PLTA PB Soedirman di Banjarnegara, kapasitasnya mencapai 180 MW dari tiga unit turbin.
Secara rutin, PT Indonesia Power UBP Mrica melakukan inspeksi siaga dan pemeliharaan untuk memastikan kesiapan operasional dan kehandalan sistem.
Baca Juga: Menggunakan Listrik Secara Berlebihan, Berpengaruhkah Bagi Kehidupan?
Salah satu metode dalam pemeliharaan adalah uji coba black start. Black start merupakan kemampuan pembangkit untuk dapat beroperasi secara mandiri tanpa bergantung pada pasokan listrik dari jaringan luar.
Kemampuan ini sangat penting dalam situasi darurat, terutama ketika terjadi gangguan total pada sistem kelistrikan.
Uji coba black start dilakukan dengan mengoperasikan satu unit turbin terlebih dahulu, kemudian disusul menghidupkan turbin lainnya.
Listrik yang dihasilkan ini kemudian ditransmisikan ke jaringan Jawa-Bali atau untuk menghidupkan pembangkit lain yang tidak dapat melakukan black start.
Pemeliharaan aset listrik bukanlah tugas yang mudah. Banyak faktor eksternal dapat mengganggu kehandalan pasokan listrik, seperti gempa bumi, banjir, dan kondisi cuaca buruk yang bisa menghancurkan infrastruktur listrik.
Baca Juga: Masih Perlukah Berhemat Listrik?
Aktivitas manusia seperti bermain layang-layang dan menerbangkan balon udara di dekat jaringan juga berpotensi mengganggu kehandalan pasokan listrik.
Untuk PLTA, menghadapi juga tantangan lain seperti sedimentasi waduk dan masuknya sampah ke power intake dapat mengganggu kemampuan pembangkit dalam menghasilkan Listrik.
Berkurangnya pasokan air selama musim kemarau, mengharuskan pengelola waduk menghemat air dengan mematikan turbin.
Air berada di waduk ini digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu perlu dilakukan black start.
Dengan berbagai tantangan yang ada, pemeliharaan aset listrik harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
PT Indonesia Power UBP Mrica sebagai perusahaan yang mendapatkan mandat untuk menyediakan kebutuhan listrik, berkomitmen menjaga kehandalan pasokan listrik melalui perencanaan yang matang, pemeliharaan rutin dan langkah yang inovatif.
Melalui pemeliharaan yang tepat dan berkesinambungan, pasokan listrik yang handal dan berkualitas dapat terus dinikmati pelanggan, memasok kebutuhan industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi.***
Ditulis oleh: Darno (Peserta lomba menulis artikel Hari Listrik Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Baca Purnama)