KABAR-DESAKU.COM – Membangun desa digital di Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui teknologi digital, berbagai layanan pemerintah dapat diakses lebih cepat dan mudah, membuka peluang besar untuk kemajuan ekonomi dan sosial.
Program ini digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulbar sebagai jawaban atas kebutuhan transformasi pelayanan publik.
Kepala Dinas Kominfo Sulbar, Mustari Mula, menyatakan bahwa desa digital adalah inovasi penting untuk mencapai efisiensi dan efektivitas layanan publik.
Baca Juga: Menuju Indonesia Digital, 75.265 Desa Siap Bertransformasi Jadi Desa Cerdas di 2025
“Desa digital mampu menghemat waktu, biaya, dan memajukan pembangunan desa,” ujarnya.
Untuk mencapai keberhasilan desa digital tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, itu semua masih bergantung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Pemerintah Sulbar memprioritaskan pelatihan dan bimbingan teknis untuk memastikan SDM desa mampu mengoperasikan teknologi digital.
“Desa gagal menjadi digital jika SDM tidak dipersiapkan,” tambah Mustari.
Hal ini menjadi evaluasi penting karena tanpa SDM yang andal, desa-desa tidak akan mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Dari 575 desa di Sulbar, dua desa—Salutiwo dan Karataun di Mamuju—sudah menjadi proyek percontohan desa digital. Kedua desa ini memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan publik, ekonomi, dan sosial.
Selain itu, tantangan besar lainnya adalah blank spot. Sebanyak 89 desa di Sulbar belum memiliki akses internet yang memadai, menghambat potensi desa digital.
Baca Juga: Bekali Siswa Hadapi Era Digital, SMP N 1 Purwareja Klampok Gelar Festival Literasi
Pemprov Sulbar bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) untuk membangun 23 Base Transceiver Station (BTS) guna mengatasi masalah ini.
Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, berharap semua desa di Sulbar bebas blank spot pada 2025.
“Dengan jaringan telekomunikasi yang merata, program desa digital akan semakin menyentuh masyarakat,” ujarnya.
Nantinya program ini juga membawa angin segar bagi 1.711 UMKM di Sulbar. Meski 77 di antaranya sudah bersertifikasi dan siap bersaing di tingkat nasional, banyak UMKM terkendala promosi akibat minimnya akses internet.
Digitalisasi membuka peluang besar bagi UMKM untuk memasarkan produk berbasis kelautan, pertanian, hingga energi.
Dengan transformasi digital yang tepat, Sulbar bisa menjadi model desa digital yang menginspirasi daerah lain.***