KKN UNDIP Ajak Siswa SDN 02 Gedawang Lestarikan Permainan Tradisional Lewat Program “Tembang”

SEMARANG, KABAR-DESAKU.COM Keceriaan menyelimuti halaman SDN 02 Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.  Di bawah sinar matahari yang hangat, wajah-wajah siswa-siswi tampak antusias dan penuh semangat.

Mereka tengah menanti kegiatan seru yang dibawa oleh belasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) dari Tim 14 Kelompok 2.

Kedatangan mahasiswa UNDIP ini bukan hanya untuk berinteraksi, tetapi juga menghadirkan pengalaman baru yang mendidik sekaligus menyenangkan bagi anak-anak sekolah dasar.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah Pengabdian Insentif untuk Desa Binaan (IDBU) UNDIP, dengan koordinator Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum., dan anggota Drs. M. Hermintoyo, M.Pd. Keduanya merupakan dosen di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UNDIP.

Program ini melibatkan 50 mahasiswa dari berbagai fakultas di UNDIP dan berlangsung selama bulan Mei hingga Juni 2025.

Mengusung tema “Identifikasi Kearifan Lokal Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan”, kegiatan KKN ini juga menyasar pelestarian budaya lokal sejak usia dini.

Salah satu program menarik yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN UNDIP adalah “Tembang” atau Temu Main Bareng Bocah Gedawang, yanng dilaksanakan pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Baca juga: Sukses Mengangkat Kearifan Lokal Potensi UMKM Susu dan Keju Gedawang, Sukarjo Waluyo Apresiasi KKN UNDIP 2025

Melalui program ini, para siswa diajak untuk bermain sambil belajar dengan mengenal kembali berbagai permainan tradisional yang kini mulai terpinggirkan oleh dominasi gawai dan game digital.

Permainan yang dikenalkan meliputi engklak, bakiak, lompat tali, gasing, dan egrang batok. Setiap permainan disusun dalam lima pos berbeda yang dipandu langsung oleh para mahasiswa KKN.

Sebelum bermain, siswa juga diajak mengerjakan soal-soal ringan yang berkaitan dengan materi pelajaran, agar kegiatan tetap memiliki nilai edukatif.

Salah satu permainan yang paling mencuri perhatian adalah egrang batok, permainan tradisional khas Jawa Tengah yang menggunakan dua tempurung kelapa sebagai alas kaki.

Anak-anak melatih keseimbangan tubuh mereka dengan berjalan menggunakan batok sambil memegang tali pengikatnya.

Namun, egrang batok bukan sekadar permainan fisik. Di balik keseruannya, tersimpan nilai filosofi yang mendalam.

Permainan ini mengajarkan pentingnya keseimbangan hidup, keberanian dalam mengambil langkah, serta ketekunan untuk mencapai tujuan meski dengan langkah kecil.

Pesan ini sejalan dengan prinsip kehidupan: keberhasilan besar seringkali dimulai dari usaha sederhana yang dilakukan dengan konsisten dan penuh keyakinan.

Baca juga: Wow! Pementasan Kethoprak Lakon Jaka Kendil di Desa Langenharjo Pati, Salah Satu Pemerannya Dosen UNDIP

Pelestarian Budaya Lewat Edukasi di Sekolah

Kedatangan mahasiswa KKN UNDIP ke SDN 02 Gedawang bertujuan untuk mengajak para siswa belajar sambil bermain melalui permainan tradisional.

Program ini lahir dari kegelisahan mahasiswa Tim 14 Kelompok 2 terhadap semakin lunturnya minat anak-anak terhadap permainan lokal yang kian tergeser oleh gawai dan permainan digital.

Dengan nama Temu Main Bareng Bocah Gedawang (Tembang), program ini mengajak siswa-siswi memainkan permainan seperti engklak, bakiak, lompat tali, gasing, dan tentu saja egrang batok.

Permainan dibagi ke dalam lima pos yang dipandu oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Alur kegiatan diawali dengan pengerjaan soal-soal sederhana, kemudian dilanjutkan dengan sesi permainan tradisional.

Melalui program ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap dapat membangkitkan kembali kecintaan anak-anak terhadap budaya lokal, serta memberi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk memasukkan permainan tradisional ke dalam metode pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.*** (Nur ZakiyaTIM 14K2)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *