Bayang di Balik Gelap:  Part 1

KABAR-DESAKU.COM – Di kota kecil bernama Serongka, malam selalu membawa desas-desus. Bisikan tentang sebuah kelompok kriminal yang mengendalikan perdagangan gelap mulai dari narkoba hingga perdagangan manusia menjadi rahasia umum. Namun, tidak ada yang berani menyebut nama mereka. Bagi warga, mereka adalah bayang-bayang yang tak terjangkau hukum.

Aldi, seorang wartawan muda, baru saja pindah ke kota itu. Ambisinya sederhana: membongkar kebohongan dan menghadirkan kebenaran. Namun, ambisinya berubah menjadi misi pribadi ketika seorang temannya, Hendra, menghilang secara misterius. Hendra adalah seorang aktivis yang vokal menentang aktivitas kriminal di kota itu. Semua orang tahu bahwa ia sering mendapat ancaman, tapi Hendra selalu berkata, “Kebenaran tidak akan pernah kalah dari bayang-bayang.”

Aldi memutuskan untuk menggali lebih dalam. Ia memulai dengan mewawancarai warga yang tampak takut untuk bicara. Warga hanya memberikan informasi samar. Namun, dari potongan-potongan kecil itu, Aldi mulai melihat pola. Semua aktivitas mencurigakan mengarah ke satu tempat: sebuah gudang tua di pinggiran kota. Gudang itu dikenal sebagai tempat terbengkalai, tapi sering terlihat truk keluar-masuk di malam hari.

Hari demi hari, Aldi memantau gudang itu. Ia mencatat setiap pergerakan kendaraan, merekam wajah-wajah orang yang keluar-masuk, dan mengumpulkan bukti. Suatu malam, ia memutuskan untuk menyusup ke area gudang dengan membawa kamera dan perekam suara. Ia mendapati sesuatu yang mengejutkan: orang-orang bersenjata sedang memindahkan barang dari truk ke dalam gudang. Barang-barang itu, setelah diperhatikan, berisi narkoba, uang tunai dalam jumlah besar, dan bahkan peti-peti misterius yang terdengar seperti memuat manusia di dalamnya.

Namun, saat Aldi hendak pergi, suara berat menghentikannya.

“Siapa di sana?” teriak seorang pria besar dengan tato di lengan.

Aldi berusaha kabur, tapi seseorang menangkapnya. Ia diikat dan dibawa masuk ke dalam gudang. Di sana, ia berhadapan dengan pemimpin mafia, seorang pria bernama Anton. Wajahnya dingin, dengan mata yang memancarkan ancaman.

“Beraninya kau mengusik urusan kami,” ucap Anton sambil menyalakan sebatang cerutu. “Kau tahu apa yang terjadi pada orang yang mencoba melawan kami?”

Aldi hanya diam, meski hatinya berdebar. Ia tahu, ini bisa menjadi akhir hidupnya. Namun, ia teringat pesan Hendra, “Kebenaran tidak pernah kalah.”

Saat Aldi berpikir tidak ada jalan keluar, suara sirene polisi tiba-tiba terdengar. Rupanya, sebelum menyusup, Aldi telah mengirimkan lokasi gudang kepada rekan kerjanya di kantor media. Temannya, dengan cepat, melaporkan hal itu kepada pihak berwajib.

Polisi mengepung gudang. Suasana kacau. Dalam kekacauan itu, Aldi berhasil melarikan diri. Ia menemukan Hendra, yang ternyata disekap di ruang bawah tanah. Bersama polisi, Aldi dan Hendra berhasil melumpuhkan kelompok mafia tersebut. Anton dan beberapa anak buahnya ditangkap, sementara yang lain melarikan diri ke dalam hutan.

Namun, cerita tidak berakhir di sana.

Beberapa hari setelah penangkapan Anton, Aldi mulai merasakan sesuatu yang aneh. Telepon di rumahnya sering berdering tanpa suara. Seseorang meninggalkan amplop hitam di depan pintunya. Di dalamnya, terdapat foto dirinya yang sedang berjalan menuju kantor.

Hendra, yang juga menerima ancaman serupa, menghubungi Aldi suatu malam.

“Aldi, aku merasa mereka belum selesai. Kau tahu, mereka punya jaringan lebih besar dari yang kita bayangkan.”

Aldi hanya diam. Matanya menatap keluar jendela apartemennya yang gelap. Di kejauhan, ia melihat sebuah mobil hitam yang parkir lama di depan gedungnya.

Malam itu, Aldi memutuskan untuk menulis artikel besar tentang semua bukti yang telah ia kumpulkan. Artikel itu akan menjadi pukulan terakhir untuk kelompok mafia itu.

Namun, pagi harinya, sesuatu terjadi.

Pintu apartemen Aldi ditemukan terbuka. Di meja kerjanya, laptopnya masih menyala. Artikel yang ia tulis hanya menyisakan satu kata di akhir: Bayangan.

Aldi tidak ditemukan.

Bersambung…..




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *