Bicara Komitmen Dana Hibah Bagi Kades, Ahmad Ali Telah Dahului Anwar Hafid Lakukan Kontrak Politik Bersama APDESI Provinsi Sulteng (Jilid 41) 

KABAR-DESAKU.COM – Ketika Anwar Hafiz koar-koar akan memberikan dana hibah bagi Kepala Desa saat terpilihnya ia sebagai Gubernur Sulteng, ternyata Ahmad Ali telah lebih dahulu melakukan kontrak politik bersama APDESI dan para Kades se Sulawesi Tengah demi meningkatkan kesejahteraan Kades dan Perangkat Desa, saat Ahmad Ali diamanahkan menjabat Gubernur Sulawesi Tengah mendatang.

Jika Anwar Hafid baru di tanggal 21 Agustus 2024 melakukan sosialisasi dan mengiming-imingi para Kades dan warga dengan adanya bantuan hibah bagi Kades saat ia terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Tengah, sementara Ahmad Ali sejak 25 Juli 2024, telah melakukan kontrak politik bersama Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Sulawesi Tengah, demi meningkatkan kesejahteraan Kepala Desa.

Dalam kontrak politik yang ditandatangani oleh Ahmad Ali itu, secara tegas Ahmad menyebutkan bahwa apabila mendapat amanah menjadi Gubernur Sulawesi Tengah Periode 2024-2029, akan melaksanakan kontrak politik yang telah dijanjikannya.

Adapun yang menjadi stresing point dalam kontrak tersebut adalah memastikan memberikan bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tengah bagi setiap desa dengan besaran dari Rp 15 Juta sampai dengan Rp 50 juta per Desa.

Kemudian memastikan bantuan keuangan kepada Kepala Desa sebagaimana poin (1) disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

Baca juga: Electrizem Wajib Download Aplikasi PLN Mobile! Solusi Layanan Listrik Cepat dan Mudah

Selanjutnya memastikan bantuan keuangan kepada Kepala Desa sebagaimana poin (1) digunakan untuk menunjang kinerja Kepala Desa dalam bentuk biaya-biaya operasional sebagaimana regulasi yang berlaku.

Hal ini semakin menarik buat disimak oleh masyarakat Sulteng bahwa ide-ide bernas yang sejak awal ditularkan oleh Ahmad Ali, ternyata masih saja dijiplak oleh Anwar Hafid.

Padahal mengapa juga saat ia nya menjabat Bupati Morowali selama dua periode, sama sekali tidak melakukan hal yang bisa memberikan alokasi operasional dana hibah Kepala Desa yang bersumber dari APBD Kabupaten Morowali.

Dan lagi-lagi penulis mengingatkan bahwa janji kampanye Anwar Hafid pada Pemilu 2024 lalu, khususnya di Dapil beliau untuk kembali mendapatkan jabatan sebagai Anggota DPR RI, tentu saja masih terngiang-ngiang di telinga masyarakat Morowali dan sekitarnya.

Menyalurkan suara dan memilih calon dari Partai Demokrat adalah dorongan kuat dari Anwar Hafid saat kampanye di Pemilu Legislatif 2024 lalu.

Dan pastinya dengan segala janji yang sangat muluk untuk menempatkan dirinya kembali menjadi legislator di senayan, apapun dilakukan Anwar Hafid agar para pemilih memilihnya kembali.

Baca juga: Dahsyat! Institut Telkom Purwokerto Dukung Batik Gumelem Banjarnegara Go Digital

Dan ternyata, keinginannya untuk kembali menjadi Anggota DPR RI Periode 2024-2029 kembali terkabul.

Hal itu ditandai dengan perolehan suaranya yang mencukupi untuk kembali membawa aspirasi masyarakat Sulawesi Tengah di DPR RI.

Dan secara hakikat, Anwar Hafid harus memahami dengan hati dan akal sehatnya, bahwa ia nya telah kembali dipercayakan untuk menjalani keanggotaannya sebagai Wakil Rakyat Sulawesi Tengah di DPR RI.

Dan menariknya, ketika kepercayaan pemilih di Dapil keterpilihan Anwar Hafid sebagai anggota DPR RI 2024-2029 belum sama sekali ditindaklanjuti bahkan belum dilantik sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029, serta merta Anwar Hafid seolah-olah lupa sehingga mengabaikan janji-janjinya di Pemilu Legislatif lalu dan kini malah kembali memberikan angin surga dengan mengumandangkan dirinya sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah.

Memang, kenaifan seperti halnya yang dilakukan oleh Anwar Hafid tersebut, dengan beretorika menyebut berbagai macam janji manis partai politik (Parpol) diberikan agar menarik simpati masyarakat sebagai pemilih, adalah kisah manis keopurtunisan para politisi yang tidak menempatkan hati dan akal sehatnya sesuai janji-janji manisnya.

Dalam hal ini, masyarakat diminta agar cerdas menyikapi tawaran dari partai politik yang mengusung calon seperti Anwar Hafid di arena pilgub Sulteng, demi mencari massa untuk kepentingan sendiri.

Baca juga: 3 Desa Wisata di Lampung Barat, Penghilang Penat Nan Memikat

Analisis yang bisa dikedepankan adalah tidak berperannya partai politik (Parpol) dalam menjalankan ideologi sehingga muncul politikus-politikus yang suka menebar janji.

Model seperti yang dilakoni Anwar Hafid ini tersebar dari partai nasionalis hingga agamais, di samping hilangnya ideologi partai politik dalam mengawasi peran kader berpolitik juga karena lemahnya kaderisasi yang terjadi pada partai politik.

Dengan demikian, menurut hemat penulis, dapat dikatakan adanya keterhubungan antara peran parpol terhadap perilaku para kader atau politikus.

Jika kita membicarakan penyakit yang sedang diidap para politikus khususnya geliat dan gaya berpolitiknya Anwar Hafid, adalah dengan melihat apakah ada obat yang diberikan para politikus ini di tengah citra busuk yang tersemat.

Hanya berkekuatan moral, berkali-kali pastinya Anwar Hafid mendatangi masyarakat dan kembali memberikan janji-janji manis ingin mensejahterakan rakyat demi perihal pencalonannya sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah, dengan melupakan manisnya janji yang ditaburkan olehnya agar dipilih kembali sebagai wakil rakyat saat kampanye pemilu 2024 lalu.

Namun saat terpilih, semua janji itu melayang seakan tidak ada janji-janji sebelumnya yang telah dia ucap sebagai calon Anggota DPR RI.

Pada saat Anwar Hafid berkampanye di Pemilu lalu dengan meminta agar dipilih masyarakat mengangkat suaranya, agar janji dipenuhi dahulu sebelum pemilihan dilaksanakan untuk menghindari kejadian-kejadian sebelumnya yang melupakan akan janji ketika mereka sudah terpilih.

Baca juga: Dapat Dukungan Penuh Dari Kenegarawanan Prabowo Subianto, Ahmad Ali Optimis Maksimalkan Pembangunan di Sulteng (38) 

Hal ini seringkali terjadi, seorang Anwar Hafid memberi jani-janji semata-mata hanya untuk dipilih tujuannya meraih simpati agar orang memilihnya pada Pileg 2024 lalu.

Salah satunya iming-iming menyelesaikan masalah dalam perbaikan jalan dalam waktu yang cukup singkat namun hal tersebut tak kunjung selesai juga, dan kenyataan saat menjabat Bupati dua periode di Kabupaten Morowali, masih banyak masyarakat miskin yang menderita dan banyak jalan rusak parah di Kabupaten Morowali.

Menghadapi janji politik seperti itu masyarakat semestinya sadar bahwa tidak seharusnya percaya akan janji-janji tersebut karena bisa saja hal tersebut hanya berkekuatan moral semata.

Artinya kita hanya bisa menunggu bukti dari janji tanpa bisa menuntut kepengadilan atas hak yang telah mereka ucap sebagai janji.

Dilain pihak, jika Anwar Hafid memiliki hati nurani tentu berpikir seribu kali sebelum mengucap janji apakah mereka bisa menepati ketika mereka sudah duduk di atas.

Artinya, jangan belum apa-apa menyelesaikan amanah rakyat sebagai anggota DPR RI terpilih 2024-2029, lantas dengan seenaknya masih meminta dipilih menjadi Gubernur Sulawesi Tengah.

Jika hal ini berkelanjutan, Anwar Hafid juga akan rugi karena kehilangan kepercayaan dari masyarakat, sekaligus dihantui perasaan gagal dengan mengabaikan janjinya.

Dan kini jika berjanji kembali tanpa menjalankan amanah rakyat Sulawesi Tengah sebagai anggota DPR RI terpilih 2024-2029, maka maupun menerima janji sebaiknya memahami makna ”Pertama-tama kita tidak perlu percaya pada janji-janji”.

Baca juga: Minum Rebusan Daun Salam Secara Teratur Perut Buncit Jadi Langsing

Dunia ini penuh dengan janji-janji akan keselamatan abadi, kekayaan, juga cinta tak terbatas.

Tidak sedikit orang-orang seperti Anwar Hafid berpikir mereka bisa menjanjikan apa saja agar orang lain percaya begitu saja apapun yang menjamin masa depan mereka lebih baik.

Begitupun dengan Anwar Hafid yang memberi janji pada pemilu 2024 lalu tapi tak dapat menepati hingga akhirnya kemudian akan merasa tak berdaya dan frustasi dan nasib yang sama juga menanti orang-orang yang percaya akan janji-janji seperti itu.

Dengan adanya janji manis yang dilontarkan calon bakal pemimpin di Sulawesi Tengah bergaya dan bermodel yang disampaikan Anwar Hafid, sebaiknya sebagai pemilih jangan mau menjadi obyek yang diperdaya.

Tetapi sebagai pemilih yang cerdas kita harus bisa memastikan apa yang diucapkan peserta pemilu adalah suatu yang realistis.***

BERSAMBUNG

Ditulis oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)




2 thoughts on “Bicara Komitmen Dana Hibah Bagi Kades, Ahmad Ali Telah Dahului Anwar Hafid Lakukan Kontrak Politik Bersama APDESI Provinsi Sulteng (Jilid 41) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *