Dosen dan Mahasiswa Telkom University Purwokerto Terapkan Teknologi IoT untuk Pertanian Cabai di Desa Kembaran Wetan

KABAR-DESAKU.COM – Kembaran Wetan, Banyumas – Kelompok dosen dan mahasiswa Telkom University Purwokerto lagi – lagi blusukan ke sebuah desa dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan program implementasi sistem Internet of Things (IoT) untuk monitoring pertumbuhan cabai dengan sistem penyiraman otomatis.

Kali ini Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Purbalingga menjadi sasaran kegiatan ini.

Baca Juga: Generasi Shalih Dimulai dari Rumah: Penyuluh Agama Motivasi Ibu Balita Lewat Sentuhan Cinta

Para petani cabai menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan program ini. Teknologi pertanian cerdas mulai diperkenalkan kepada masyarakat desa untuk meningkatkan efisiensi dari hasil produksi pertanian.

Smart Farming untuk Pertanian Lebih Efisien

Penerapan teknologi yang telah dilakukan dengan pemasangan alat sensor berbasis IoT yang dapat memantau kelembaban tanah dan suhu lingkungan secara real time. Selain itu, alat ini juga terhubung dengan alat penyiraman otomatis berdasarkan hasil data yang diperoleh dari sensor dengan cara kerja – saat kelembaban tanah berada di ambang batas tertentu maka penyiraman akan diaktifkan.

“Kami berharap dengan adanya teknologi Smart Farming kali ini dapat mengefisienkan waktu dan memaksimalkan hasil panen,” ujar ketua tim bapak Abednego Dwi Septiadi, S.Kom., M.Kom.

Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Ibu Hamil Lebih Tenang dan Bahagia! Program SI BUAH dari KUA Mandiraja Jadi Solusinya

Antusiasme Warga dan Perangkat Desa

Inovasi ini disambut positif oleh masyarakat dan aparat desa setempat. Para petani merasa sangat terbantu karena alat ini dapat meringankan pekerjaan mereka dalam menyiram tanaman, terutama saat musim kemarau, serta memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada aktivitas lain.

Jajaran Perangkat Desa Kembaran Wetan juga menunjukkan dukungan penuh terhadap program ini dan mengapresiasi kolaborasi yang terjalin.

Mereka berharap inovasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan desa sebagai contoh penerapan smart farming yang sukses.

Tim Pengabdian Masyarakat juga berencana untuk melakukan pemantauan secara berkala serta memberikan pelatihan kepada warga agar mampu mengoperasikan alat secara mandiri.

Dengan demikian, setelah program selesai, masyarakat sudah siap menggunakan alat tersebut tanpa pendampingan.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *