Banjarnegara, KABAR-DESAKU.COM – Fenomena preman, anak jalanan dan punk merupakan persoalan sosial yang kompleks.
Preman, anak jalanan dan anak punk sering dianggap pembuat onar dan meresahkan.
Disisi lain mereka memiliki hak untuk mendapatkan bimbingan agama, pendidikan, pengayoman dan hak sebagai anak.
Melihat permasalahan preman, anak jalanan dan anak punk yang telah menyebabkan adanya kegelisahan masyarakat tersebut, Imam Khambali yang berprofesi sebagai Penyuluh Agama Islam tergerak hati untuk memberikan sumbangsih tenaga dan pikirannya.
Baca juga: Inspiratif!, Meski Tinggal Di Desa Penyuluh Agama Islam Asal Banjarnegara Ini Mampu Tembus Ibu Kota
Imam Khambali berdakwah dan membimbing para preman dan anak jalanan yang berada di Kecamatan Mandiraja.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Imam membuat suatu wadah untuk berkumpulnya preman dan anak jalanan yang diberi nama Bengkel Hati.
Berkat pendampingan kepada kelompok rentan tersebut menjadikan Imam Khambali sebagai salah seorang nominasi 10 besar PAI Award tingkat Nasional tahun 2024 pada katagori pendampingan kelompok rentan.
Imam Khambali, ustadz sekaligus Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Mandiraja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mempunyai keyakinan preman, anak jalanan dan anak punk bahwa dibalik kekurangan mereka ada sisi baiknya.
Baca juga: Milad ke-10 Tangho Jurnalis, Founder Rumah Baca Purnama, Indra Hari Purnama Sampaikan Ini
Dari keyakinan inilah Imam mencoba mendekati komunitas itu, tentunya dengan misi mengajarkan mereka agama dengan metode dan pendekatan yang dapat diterima mereka.
Imam mempunyai strategi khusus untuk mengajak mereka.
Saat bertemu pertama kalinya, Imam tidak langsung membacakan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits.
Ia berusaha menjalin keakraban hingga kedatangannya diterima.
Baca juga: Keren!, Mahasiswa SV UNDIP Semarang Kantongi 7 HAKI Jadi Juara 1 Pilmapres 2024 Jawa Tengah
Setelah ia diterima, berlahan ia menyisipkan pesan-pesan agama,
“Saya datangi langsung tempat nongkrongnya mereka. Awalnya sempat takut nanti saya diapa-apain, tapi ternyata sambutannya baik,” kata Imam, pada Jum’at (28/6/2024).
Berdakwah di lingkungan preman, anak jalanan dan anak punk tentu tantangannya beda.
Pendekatan juga tidak sama, wajar jarang ustadz yang mau melakukannya.
Baca juga: Bertani: Kebanggaan dan Masa Depan Pemuda Desa yang Harus Dibanggakan
Dengan cara dakwah yang berbeda, Imam sudah siapa dengan segala resikonya.
Karena sering bergaul dengan mereka, bisa saja oleh masyarakat dicap sama. Namun ia tidak menggubrisnya.
Nyatanya, dengan pendekatan yang lembut banyak preman, anak jalanan dan anak punk yang insaf.
Hal tersebut karena Imam melihat sisi-sisi positif dari preman, anak jalanan dan anak punk.
Baca juga: Cara Menikmati Hidup di Desa Ya Sederhana dan Nikmati Apa Adanya, Gus Baha: Jangan Suka Memaksa
Meski garang di hadapan sesama, ia melihat preman selalu merasa rendah dihadapan Tuhan.
Mereka merasa diri sebagai pendosa. Mereka suka mengakui banyak salah di dunia. Mereka merasa diri kotor dan hina.
Hanya yang disayangkan, rasa tawadhu itu tidak diimbangi dengan upaya menjalankan syariat Islam secara sempurna.
“Saya terinspirasi cerita Malik bin Dinar (sufi). Pendosa tawadhu’nya luar biasa, namun perlu ada yang membimbingnya’’ tambah Imam.
Baca juga: Dampak Positif UU Desa, Ketua MPR RI Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pemerataan Pembangunan
Tak hanya itu, komunitas preman, anak jalanan dan anak punk dinilainya punya kekuatan organisasi yang kuat.
Mereka selalu kompak dan solid. Mereka juga sangat ringan mengeluarkan hartanya untuk membantu sesama.
Taubatnya Anak Punk
Santo, salah satu anak punk di Mandiraja Banjarnegara merasa beruntung dibimbing Imam Khambali menuju jalan pertaubatan.
Ia sempat merasakan hidupnya hancur. Ketergantungan obat-obatan terlarang yang merusak fisik dan mentalnya.
Fisiknya hancur, ia sempat dilarikan ke rumah sakit dengan gejala liver.
Baca juga: 2 Penyuluh Agama Kemenag Banjarnegara Masuk Nominator 10 Besar PAI Award 2024 Wakili Jawa Tengah
Itu karena kebanyakan minum-minuman kersa dan mengkonsumsi pil koplo.
Psikisnya juga tergantung hingga dilanda kecemasan akut.
“Saya tiap kali mendengar ada yang sakit atau meninggal, saya sangat cemas dan ketakutan,” ungkap Santo.
Pria penuh tato itu merasa bersyukur masih diberikan kesempatan hidup yang kedua.
Sementara di laur sana banyak orang over dosis berujung pada kematian.
Santo merasa butuh sosok seperti Imam Khambali yang sabar membimbingnya layaknya seorang ayah.
“Saya sangat berterima kasih pada Pak Imam Khambali yang sudah mau membimbing saya dengan penuh kesabaran, mau mendengarkan segala keluh kesah saya, memberikan nasehat dan jalan keluar permasalahan yang sedang saya hadapi, serta memberikan kasih sayang layaknya seorang ayah kepada anaknya tanpa rasa risi, malu atau takut pada saya, mudah-mudahan Pak Imam selalu sehat sehingga dapat membantu orang-orang seperti saya kembali pada jalan kebenaran, aamiin,” pungkas Santo.*** (yi)
2 thoughts on “Imam Khambali, Penyuluh Agama Islam Jadi ‘Ayah’ Anak Jalanan dan Punk”