KABAR-DESAKU.COM – Pada Jumat sore yang cerah, 13 September 2024, masyarakat Desa Adipasir, khususnya warga Dukuh Lebak dan sekitarnya, menghadiri kajian rutin yang dipimpin oleh Ustadz Naseh.
Seperti biasanya, suasana penuh candaan, kehangatan, dan ketenangan menyelimuti majelis ilmu yang mulia ini.
Meski diselenggarakan di pelosok desa yang sederhana, antusiasme warga sangat tinggi.
Bukan hanya dari Dukuh Lebak Desa Adipasir, banyak pula yang datang dari lingkungan sekitar, yang menunjukkan betapa pentingnya ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kajian kali ini, Ustadz Naseh mengupas bab yang cukup penting dari kitab Safinatun Najah, yaitu tentang saktah dan thumakninah dalam sholat.
Bab saktah dalam Kitab Sarinah tidak hanya membahas gerakan fisik, tetapi juga bagaimana cara mencapai ketenangan batin dalam sholat, sesuatu yang sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Mengenal Saktah dalam Sholat
Saktah adalah berhenti sejenak dalam sholat pada momen-momen tertentu.
Ustadz Naseh menjelaskan bahwa saktah ini terjadi pada enam bagian penting dalam sholat.
Berikut adalah urutan saktah yang perlu dipahami setiap muslim.
Baca Juga: Menelusuri Keindahan dan Budaya Batak di Desa Tomok
1. Antara Takbiratul Ihram dan Doa Iftitah
Setelah takbiratul ihram, seseorang berhenti sejenak sebelum melafalkan doa iftitah.
Waktu yang digunakan untuk berhenti ini cukup sebentar, sekadar lamanya seseorang mengucapkan “Subhanallah.”
2. Antara Iftitah dan Bacaan Ta’awwudz
Setelah selesai membaca doa iftitah, dianjurkan berhenti sejenak sebelum membaca ta’awwudz.
3. Antara Al-Fatihah dan Bacaan Ta’awwudz
Berhenti sejenak juga dilakukan setelah selesai membaca Al-Fatihah, sebelum melanjutkan bacaan ta’awwudz.
4. Antara Akhir Al-Fatihah dan Aamiin
Ketika selesai membaca Al-Fatihah, dianjurkan berhenti sejenak sebelum mengucapkan “aamiin.”
5. Antara Aamiin dan Surah Setelah Al-Fatihah
Setelah mengucapkan “aamiin,” khusus dalam shalat jahriyah (shalat yang dikeraskan suaranya), disunnahkan imam berhenti sejenak sekadar lamanya membaca surah Al-Fatihah sebelum melanjutkan surah berikutnya.
6. Antara Surah Setelah Al-Fatihah dan Rukuk
Berhenti sejenak juga dilakukan setelah selesai membaca surah setelah Al-Fatihah, sebelum rukuk.
Penjelasan Ustadz Naseh tentang saktah ini menekankan pentingnya jeda-jeda kecil tersebut sebagai bentuk penghormatan dalam ibadah sholat.
Jeda tersebut juga memberikan kesempatan bagi Anda yang sedang menjalankan ibadah sholat lebih khusyuk dan makmum untuk mengikuti gerakan imam dengan lebih tenang dan tertib.
Baca Juga: Rekomendasi Sayuran Terbaik untuk Pengidap Asam Urat
Thumakninah dalam Sholat
Selain membahas saktah, Ustadz Naseh juga menguraikan tentang thumakninah, yaitu ketenangan atau keteguhan dalam setiap gerakan sholat.
Dalam hal ini, thumakninah sangat penting dan merupakan bagian dari kesempurnaan sholat.
Ada empat rukun dalam sholat yang melazimkan thumakninah:
1. Rukuk
Ketika rukuk, seluruh anggota badan harus dalam posisi tenang. Waktu rukuk adalah waktu bagi seseorang untuk meresapi bacaan rukuk dengan khusyuk.
2. I’tidal
Setelah rukuk, berdiri tegak (i’tidal) dengan posisi badan yang lurus. Pada posisi ini, seseorang juga harus tenang sejenak sebelum melanjutkan gerakan berikutnya.
3. Sujud
Ketika sujud, seluruh anggota badan harus merendah dengan penuh ketenangan.
Kepala, tangan, lutut, dan kaki semua berada pada posisi yang tepat dan harus diam sejenak sebelum bangkit.
4. Duduk Antara Dua Sujud
Pada posisi duduk di antara dua sujud, ketenangan dan kesabaran diperlukan.
Tidak terburu-buru kembali ke sujud, tetapi menikmati momen ketenangan tersebut dengan membaca doa yang disunnahkan.
Ustadz Naseh menjelaskan bahwa thumakninah adalah kondisi di mana seseorang berdiam diri setelah bergerak, dan semua anggota badan berada pada tempatnya dengan tenang.
Lamanya thumakninah adalah sekadar bacaan “Subhanallah.”
Hal ini menunjukkan seseorang tidak boleh terburu-buru dalam melaksanakan sholat, karena setiap gerakan harus disertai dengan ketenangan batin dan lahir.
Baca Juga: Memaknai Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Terhadap Role Model Kepemimpinan Ahmad Ali untuk Harapan Baru Sulteng (Jilid 63)
Pentingnya Memahami Saktah dan Thumakninah
Melalui penjelasan tentang saktah dan thumakninah ini, Ustadz Naseh mengingatkan jamaah bahwa sholat bukanlah sekadar rutinitas fisik, melainkan ibadah yang memerlukan kedalaman ruhani.
Setiap jeda dan gerakan yang dilakukan dengan tenang adalah cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap rakaat.
Dalam penutup kajian, Ustadz Naseh juga menekankan pentingnya mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari.
Memahami saktah dan thumakninah akan meningkatkan kualitas sholat kita, menjadikannya lebih khusyuk, tenang, dan penuh makna.
Sholat yang dilakukan dengan benar akan membawa ketenangan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi sarana untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kajian sore itu ditutup dengan doa bersama, diiringi semilir angin sore yang menyejukkan.
Jamaah pulang dengan hati yang lapang, membawa ilmu baru yang siap diamalkan ketika menjalankan ibadah sholat.***
One thought on “Kajian Rutin Desa Adipasir, Ustad Naseh: Pentingnya Memahami Saktah dan Thumakninah dalam Sholat”