KUTAI TIMUR, KABAR-DESAKU.COM – Karst Sangkulirang-Mangkalihat bukan hanya bentang alam yang memukau, tetapi juga menyimpan kekayaan alam dan sejarah luar biasa.
Kawasan ini memiliki potensi ekonomi besar dari hasil hutan kayu, non-kayu, batuan mineral, hingga sarang burung walet yang menjadi salah satu pemasok terbesar di dunia.
Tak hanya itu, jalur menuju kawasan ini didominasi oleh sungai, sehingga disarankan untuk menggunakan jasa pemandu lokal guna menjelajahinya dengan aman.
Baca juga: Malam Lailatul Qadar: Keutamaan, Waktu Terbaik, dan Cara Menemukannya dalam 10 Hari Terakhir Ramadan
Jejak Sejarah di Karst Sangkulirang-Mangkalihat
Daya tarik utama Karst Sangkulirang-Mangkalihat adalah goa dengan lukisan telapak tangan berusia 10.000 SM, menjadikannya salah satu situs bersejarah terkenal di dunia.
Banyak wisatawan asing datang untuk melihat langsung peninggalan masa prasejarah yang terpampang di dinding-dinding gua.
Tak hanya menjadi bukti sejarah peradaban awal manusia, kawasan ini juga dipercaya sebagai titik awal penyebaran rumpun manusia Austronesia di Nusantara.
Dengan luas mencapai 2.145.301 hektare, Karst Sangkulirang-Mangkalihat membentang dari Kabupaten Berau hingga Kutai Timur, menyimpan berbagai peninggalan arkeologis di dalam puluhan gua dan lorong panjangnya.
Baca juga: Tangani Stunting Kepala Desa, Camat dan Perusahan Swasta di Karangan Kutai Timur Jadi Orang Tua Asuh
Destinasi Wisata Alam dan Petualangan
Selain kaya akan sejarah, Karst Sangkulirang-Mangkalihat juga menawarkan tantangan bagi para pencinta alam dan petualangan.
Jajaran gunung karst di sepanjang Kecamatan Sangkulirang hingga Sandaran menjadi lokasi ideal untuk olahraga ekstrem seperti panjat tebing.
Bahkan, komunitas panjat dinding pernah mengadakan pelatihan di sini.
Keindahan stalaktit dan stalagmit yang menghiasi gua-gua menambah pesona kawasan ini.
Ornamen alami seperti flowstone yang memancarkan cahaya kristal kalsit memberikan pengalaman visual yang menakjubkan bagi setiap pengunjung.
Tak hanya itu, sungai bawah tanah yang ada di kawasan ini juga menawarkan pengalaman eksplorasi yang tak terlupakan.
Baca juga: Mengungkap Keindahan 3 Wisata Baru di Sekitar Bendungan Panglima Besar Soedirman, Banjarnegara!
Keanekaragaman Hayati dan Potensi Ekonomi
Selain keindahan alam dan nilai sejarahnya, kawasan karst ini juga memiliki potensi besar dalam bidang paleontologi, arkeologi, hingga geologi.
Flora dan fauna endemik yang hidup di ekosistem ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti dan pencinta lingkungan.
Dengan kekayaan alam yang melimpah, masyarakat setempat terus berjuang agar Karst Sangkulirang-Mangkalihat terhindar dari eksploitasi besar-besaran.
Bahkan, pada tahun 2016, Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang, bersama rombongan melakukan ekspedisi selama dua hari satu malam untuk menjelajahi kawasan ini.
Mereka bermalam di dalam gua, berdiskusi dengan komunitas setempat mengenai pengembangan wisata yang berkelanjutan.
Baca juga: Wajib Tahu! 4 Desa Wisata Terbaik Indonesia Mendapat Pengakuan Dunia
Tantangan dan Harapan ke Depan
Akses menuju Karst Sangkulirang-Mangkalihat masih menjadi tantangan, karena sebagian besar jalannya masih berupa tanah dan hanya bisa dilalui kendaraan berpenggerak ganda.
Belum tersedia angkutan umum yang menjangkau lokasi ini, sehingga pengembangan infrastruktur menjadi prioritas jika ingin menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata unggulan.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah merancang konsep wisata terpadu yang melibatkan masyarakat setempat, dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian tanpa merusak ekosistem alami kawasan ini.
Dengan langkah ini, diharapkan Karst Sangkulirang-Mangkalihat bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia yang tetap lestari dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal.*** (Sumber: dispar.kaltimprov.go.id)

























