Konservasi Burung dan SDA Desa Banjarmangu (Flora dan Fauna)

KABAR-DESAKU.COM – Hutan di Desa Banjarmangu menjadi kawasan konservasi untuk menjaga sumber daya alam baik flora maupun fauna agar tetap lestari.

Hutan sebagai sumber oksigen semua makhluk hidup, sementara ragam satwa menjadi penjaga, pelindung, sekaligus sebagai petani hutan (Fitri et al., 2024).

Kegiatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam yang di dalamnya termasuk burung perlu dilakukan agar ekosistemnya tetap lestari.

Konservasi merupakan upaya pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dengan cara memperbaiki, mengawetkan, dan melestarikannya (Safe’i et.al., 2020).

Konservasi sumberdaya alam dilakukan bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat (Nainggolan et al., 2019). 

Baca juga: Meski di Desa Rumah Baca Purnama Mampu Hadirkan Kegiatan Ala Ibu Kota

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jenis SDA dibagi menjadi dua, yaitu, SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.

SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel.

Sumber daya alam harus dijaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem (Christanto, 2014).

Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui konservasi burung dan sumber daya alam (flora dan fauna) di Desa Banjarmangu agar tetap terjaga kelestariannya.

Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan.

Beberapa konservasi yang dapat dilakukan yaitu konservasi burung dan sumber daya alam.

Burung merupakan sumber plasma nutfah yang memberikan warna tersendiri bagi kekayaan fauna di Indonesia.

Burung menjadi salah satu satwa yang mudah dilihat dan dinikmati suaranya, banyak jenis burung diminati dan dicari manusia untuk ditangkap dari alam dan dipelihara (Nainggolan et al., 2019). 

Flora adalah jenis tumbuhan yang ada disuatu ekosistem, sedangkan fauna adalah jenis hawan yang hidup disuatu ekosistem.

Baca juga: Intip Keseruan Haul Akbar Karahayon III dan Sedekah Bumi 2024 Pelataran Kaliandra Desa Banjarmangu

Flora dan fauna merupakan makhluk hidup yang sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup lingkungan, alam liar maupun sekitar.

Keberagaman jenis flora dan fauna membuatnya banyak diburu oleh manusia, sehingga tidak sedikit keberadaan flora dan fauna terancam punah (Lubis & Herlawati, 2019). 

Status konservasi dari suatu spesies terancam adalah indikator kemungkinan spesies ini bisa terus bertahan hidup.

Penetapan status konservasi bukan hanya berdasarkan jumlah populasi yang tersisa, melainkan peningkatan atau penurunan jumlah populasi dalam periode tertentu, laju sukses penangkaran, ancaman yang diketahui dan sebagainya.

Status konservasi yang paling dikenal di dunia adalah IUCN Red List. IUCN dalam Red List merupakan suatu daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang memiliki status terancam punah di dunia dan bertujuan untuk memfokuskan perhatian kepada spesies terancam punah tersebut melalui upaya konservasi langsung (Nainggolan et al., 2019).

Desa Banjarmangu merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.

Desa Banjarmangu menjadi salah satu desa yang menerapkan konservasi burung dan sumberdaya (flora maupun fauna).

Kelompok penggiat konservasi Laskar Lembah Maliu dan Pemdes Banjarmangu melakukan pengamatan burung yang dilaksanakan di beberapa tempat di Desa Banjarmangu untuk menjaga keseimbangan alam.

Upaya konservasi alam Desa Banjarmangu tercantum dalam Perdes No 5 Tahun 2021 tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistem di Desa Banjarmangu.

Jenis burung yang ada di Desa Banjarmangu yaitu burung pesolek, tekukur, cendet loreng, raja udang meninting, planduk beras, pijantung pisang, kepodang kuduk hitam, kancilan bakau, serak jawa, madu kelapa, sikep madu asia, bubut alang – alang, srigunting, kadalan birah, ruak–ruak, puyuh gonggong, sepah hutan, planduk topi hitam, kerak kerbau, kipasan belang, pleci, blekok sawah, cekakak Jawa, ayam hutan, anis merah, deruk, dan prekutut.

Baca juga: Isi Liburan Gabara Education Kunjungi Rumah Baca Purnama, Tak Hanya Membaca Juga Belajar Bercerita

Jenis flora dan fauna yang ada di Desa Banjarmangu yaitu pohon kopi, albasiah, durian, rambutan, mangga, bungga anggrek, bunga anthurium, bunga coneflower, bunga cosmos, burung, kupu–kupu, ular, serangga, tikus, babi hutan, dan lain–lain.

Desa Banjarmangu memiliki sumber daya alam baik flora dan fauna yang melimpah oleh karena itu, perlu dilakukan upaya konservasi burung dan sumber daya alam, baik flora maupun fauna untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan kehidupan ekosistem.

Beberapa upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu pelestarian habitat alami dengan pembuatan cagar alam dan restorasi habitat, pengendalian perburuan dan perdagangan satwa liar dengan memberikan sanksi hukum yang tegas, edukasi dan pemberdayaan masyarakat lokal, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. 

Berdasarkan artikel di atas dapat disimpulkan bahwa konservasi penting dilakukan untuk melindungi sumber daya alam baik flora maupun fauna agar tetap lestari.

Beberapa upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu pelestarian habitat alami dengan pembuatan cagar alam dan restorasi habitat, pengendalian perburuan dan perdagangan satwa liar dengan memberikan sanksi hukum yang tegas, edukasi dan pemberdayaan masyarakat lokal, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.***

Ditulis oleh: Khasna Nurhidayutusholekha (siswa SMK Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *