KABAR-DESAKU.COM – Kehadiran Ustad Abdul Somad di beberapa Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah bertajuk Safari Dakwah Bersama Keluarga Ahmad Ali, tentunya menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat setempat.
Terutama ummat Muslim yang pastinya sangat antusias menyambut kedatangan ‘Ustad Berjuta Ummat’ itu.
Dukungan penuh dari Ahmad Ali sekeluarga, menjadi kesempatan yang sangat baik mempererat ukhuwah Islamiah masyarakat Sulawesi Tengah.
Sebab dengan kehadiran Ustad Somad, akan membawa pesan-pesan penting bagi masyarakat Sulawesi Tengah dalam menghadapi tantangan zaman.
Menguatkan hubungan spiritual dengan ummat, adalah jalan terang bagi Ahmad Ali sekeluarga sebagai bentuk upayanya mendekatkan diri kepada masyarakat dalam bentuk dakwah Islamiah.
Dan ini menjadi bukti bahwa Ahmad Ali yang didorong penuh oleh masyarakat Sulawesi Tengah untuk maju sebagai Gubernur, benar-benar sangat memperhatikan nilai-nilai kerelegiusan di masyarakat.
Tentunya kehadiran Ahmad Ali bersama Ustad Abdul Somad membawa keberkahan bagi tempat-tempat yang dikunjungi.
Syiar yang disampaikan menjadi motivasi dan sumber inspirasi bagi ummat Islam dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Ilahi Rabbi.
Baca juga: Intip Keseruan Desa Janti Klaten Destinasi Wisata Air dan UMKM
Sekaligus juga membawa dampak positif bagi perkembangan sosial dan keagaman serta tatanan hidup dan kehidupan di masyarakat.
Lebih jauh penulis mencoba agar aspek keagamaan yang tertata apik di lingkungan masyarakat, akan lebih tersadarkan melalui pembangunan kehidupan beragama yang berkualitas.
Harapan kita semua, dengan kepemimpinan Ahmad Ali bersama Abdul Karim Aljufri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur kelak, masyarakat Sulawesi Tengah dapat menyelami peran krusial kegiatan keagamaan dalam membentuk kehidupan beragama yang harmonis dan bermakna di seluruh pelosok desa se Sulawesi Tengah tercinta ini.
Penguatan melalui kegiatan keagamaan tidak hanya terbatas pada ritual dan do’a. Kegiatan ini juga berperan sebagai pengikat sosial, mempersatukan warga dari berbagai latar belakang dalam semangat persaudaraan.
Melalui kegiatan keagamaan, kita mempererat tali silaturahmi, saling mendukung, dan menciptakan suasana kekeluargaan yang kental.
Lalu masjid dan mushalla merupakan pusat kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat. Di sinilah kita berkumpul untuk beribadah, menimba ilmu agama, dan menjalin hubungan dengan sesama.
Dengan menghidupkan masjid dan musholla, kita menciptakan ruang suci bagi pengembangan keimanan dan penanaman nilai-nilai agama yang luhur.
Kemudian mampu menjangkau semua warga dengan kehidupan beragama yang berkualitas tidak hanya bagi segelintir orang.
Baca juga: Mengapa Air Putih Menjadi Sahabat Sejati? Ternyata Manfaatnya Dahsyat Lur!
Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten Kota yang ada di Sulawesi Tengah harus berupaya menjangkau setiap warga, tidak memandang usia, gender, atau latar belakang mereka.
Kegiatan keagamaan harus dirancang secara inklusif, sehingga semua anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dan memperkaya keimanan mereka.
Meskipun kegiatan keagamaan memberikan banyak manfaat, kita juga menghadapi tantangan.
Salah satu tantangannya adalah menurunnya minat generasi muda terhadap kegiatan keagamaan.
Sebagai solusinya, perlunya membuat kegiatan yang menarik dan relevan bagi mereka, sehingga mereka dapat termotivasi untuk terlibat dalam kehidupan beragama.
Kesempatan Pemerintah Provinsi membangun kehidupan beragama yang berkualitas adalah keniscayaan uang harus diwujudkan.
Sebagai warga masyarakat Sulawesi Tengah, kita patut berbangga hati dengan kekayaan budaya dan tradisi keagamaan yang dimiliki.
Kegiatan-kegiatan keagamaan layaknya benang emas yang menjalin erat tali persaudaraan sekaligus menjadi wadah pengembangan pribadi dan spiritual bagi setiap warga masyarakat.
Akan sangat bermanfaat bagi masyarakat ketika kegiatan keagamaan berlangsung dengan baik yang akan membawa segudang manfaat bagi masyarakat.
Baca juga: 5 Tips Jalan Kaki yang Ampuh untuk Mengusir Perut Buncit, Nomor 4 Sering Diabaikan
Ke depannya saat menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur, Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri berupaya menghadirkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bermanfaat.
Sederhana namun menyentuh sendi-sendi spiritualitas masyarakat seperti pengajian, wirid yasin, dan gotong royong masjid, menjadi sarana yang tepat untuk mempererat hubungan antar-warga.
Berinteraksi dalam suasana religius menumbuhkan rasa kekeluargaan dan saling tolong-menolong.
Maka juga, kegiatan keagamaan merupakan wadah untuk meningkatkan literasi keagamaan.
Ceramah, kajian, dan diskusi keagamaan memberikan kesempatan bagi warga untuk menambah ilmu dan memperdalam pemahaman tentang ajaran agama mereka.
Hal ini tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga mengikis kesalahpahaman dan perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma agama.
Tak terlepas dari kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur spiritualitas, seperti kejujuran, kasih sayang, dan kerendahan hati.
Melalui kegiatan-kegiatan ini, warga didorong untuk mengamalkan ajaran agama mereka dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan berbudaya.
Kemudian tak kalah penting kegiatan keagamaan di masyarakat juga menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat. Tradisi-tradisi seperti kenduri, selamatan, dan do’a bersama merupakan kekayaan budaya yang patut dilestarikan.
Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ini, warga ikut menjaga kelestarian tradisi budaya yang menjadi identitas masyarakat di Sulawesi Tengah.
Baca juga: Belajar Sepanjang Usia, Gus Baha: Sediakan Ruang Ikhlas Disetiap Harapan
Dengan kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat bukan hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga memiliki dampak positif bagi pembangunan kemasyarakatan.
Kehidupan beragama yang berkualitas menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia, berjiwa sosial, dan bertanggung jawab.
Hal ini menjadi landasan yang kokoh bagi kemajuan desa di berbagai aspek, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Membangun kehidupan beragama yang berkualitas dengan menumbuhkan kualitas kehidupan beragama di seluruh pelosok masyarakat Sulawesi Tengah, merupakan salah satu prioritas utama bagi Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri.
Berbagai kegiatan keagamaan pun wajib digelar untuk memperkaya wawasan keagamaan serta mempererat tali silaturahmi antar warga.
Melalui kegiatan keagamaan yang kerap nantinya diselenggarakan dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis seperti perayaan keagamaan.
Tak lengkap rasanya jika di lingkungan masyarakat kita tidak merayakan hari-hari besar keagamaan bersama-sama.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara masyarakat Sulawesi Tengah.
Perayaan keagamaan yang pastinya selalu akan digelar antara lain perayaan Idul fitri, Idul Adha, Isra’ Mikraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Lalu belajar bersama mengenai ajaran agama sangatlah penting untuk menambah wawasan serta memperkaya khazanah keilmuan bagi masyarakat.
Oleh karena itu, bekerjasama kepada pihak yang peduli dengan rutin menggelar pengajian mingguan yang diikuti oleh warga dari segala usia.
Topik pengajian yang dibahas pun beragam, mulai dari fiqih, tauhid, hingga akhlak.
Sangat menarik ketika selain kegiatan keagamaan yang berfokus pada aspek spiritual, dorongan menyelenggarakan kegiatan sosial keagamaan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa empati dan kebersamaan di antara warga.
Salah satu contoh kegiatan sosial keagamaan yang secara konsisten harus dilaksanakan adalah bakti sosial, santunan anak yatim, dan ziarah ke makam para leluhur.
Kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat dengan membangun kehidupan beragama yang berkualitas merupakan sebuah inisiatif penting untuk memperkuat kehidupan keberagamaan di Sulawesi Tengah.
Baca juga: Electrizem Wajib Download Aplikasi PLN Mobile! Solusi Layanan Listrik Cepat dan Mudah
Namun, tentu saja kegiatan ini tidak lepas dari tantangan yang harus dihadapi.
Lantas partisipasi aktif masyarakat merupakan pilar utama keberhasilan kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.
Namun sayangnya, kesibukan dan apatisme terkadang menjadi penghalang masyarakat untuk terlibat.
Seiring dengan perkembangan zaman membawa serta perubahan sosial yang pesat.
Kegiatan keagamaan di seluruh wilayah masyarakat Sulawesi Tengah perlu peka terhadap perubahan ini agar tetap relevan.
Misalnya, pemanfaatan teknologi digital dapat memperluas jangkauan dan memudahkan akses masyarakat terhadap informasi keagamaan.
Sebagai masyarakat Sulawesi Tengah yang cinta akan nilai-nilai spiritual, sudah saatnya untuk saling bahu-membahu mengembangkan kegiatan keagamaan di lingkungan masing-masing demi membangun kehidupan beragama yang berkualitas.
Keterlibatan masyarakat adalah kunci kesuksesan dalam mengembangkan kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.
Mengajak masyarakat berdiskusi tentang jenis kegiatan yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaannya, dan pembagian tugas yang jelas.
Dengan melibatkan masyarakat dari awal, kita bisa memastikan kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka.
Teknologi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mendukung kegiatan keagamaan.
Misalnya, masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi pesan instan untuk menyebarkan informasi tentang jadwal kajian agama atau kegiatan keagamaan lainnya.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Bayam dan Karakteristiknya
Masyarakat juga dapat menggunakan media sosial untuk membuat grup diskusi keagamaan, di mana warga dapat berbagi ilmu, pengalaman, dan inspirasi.
Selanjutnya tokoh agama memiliki peran penting dalam membimbing dan mengarahkan umat dalam beribadah dan menjalankan ajaran agama.
Masyarakat dapat mengoptimalkan peran mereka dengan memberikan dukungan penuh, baik secara material maupun spiritual.
Mendorong masyarakat untuk terus memberikan tausiyah, ceramah, dan bimbingan keagamaan yang berkualitas kepada warga.
Selain melibatkan masyarakat, memanfaatkan teknologi, dan mengoptimalkan peran tokoh agama, masyarakat juga perlu mencari dukungan dari berbagai pihak.
Ini bisa berupa dukungan dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, atau lembaga-lembaga keagamaan di luar lingkungannya.
Dukungan ini dapat berupa bantuan finansial, fasilitas, atau tenaga sukarela yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.
Selalu melakukan evaluasi dan optimalisasi adalah hal yang sangat urgen.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan.
Masyarakat dapat mengumpulkan dan masukan, panitia, dan tokoh agama untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.
Dengan melakukan evaluasi dan optimalisasi secara berkala, masyarakat dapat memastikan bahwa kegiatan keagamaan terus berkembang dan semakin berkualitas.
Dengan menjelajahi peran penting kegiatan keagamaan di Sulawesi Tengah dalam memelihara kehidupan beragama yang harmonis, menumbuhkan masyarakat yang taat beragama, dan meningkatkan kesejahteraan spiritual, menegaskan bahwa kepedulian dan komitmen pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri terhadap peran penting kegiatan keagamaan di Sulawesi Tengah.
Ketika masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu, masyarakat tidak hanya memperkuat keyakinan semu, tetapi juga memperkaya komunitas masyarakat secara keseluruhan.
Kegiatan keagamaan menciptakan ruang di mana orang-orang dari latar belakang berbeda dapat berkumpul dan berbagi nilai dan praktik spiritual mereka.
Melalui dialog dan interaksi yang saling menghormati, kita dapat menumbuhkan pemahaman dan toleransi, menciptakan lingkungan di mana keragaman dirayakan dan perpecahan dijembatani.
Sulawesi Tengah sebagai permadani warna-warni, di mana setiap utas mewakili sebuah keyakinan, dan kegiatan bersama masyarakat menenunnya menjadi kain yang indah.
Kegiatan keagamaan menawarkan kesempatan untuk refleksi, perenungan, dan pengembangan spiritual. Melalui ceramah, doa, dan ritual, masyarakat memperoleh wawasan tentang ajaran agamanya, memperkuat hubungannya dengan yang Ilahi, dan menemukan makna dan tujuan dalam hidupnya.
Sebuah taman yang subur, tempat kegiatan keagamaan berfungsi sebagai sinar matahari dan air, memupuk pertumbuhan spiritual masyarakat dan memungkinkan masyarakat mekar menjadi individu yang lebih sadar dan berbudi luhur.
Ketika masyarakat terlibat dalam kegiatan keagamaan, masyarakat tidak hanya beribadah tetapi juga membangun ikatan dengan anggota masyarakat lainnya.
Melalui kegiatan amal, acara sosial, dan inisiatif berbasis agama, masyarakat berkontribusi pada kesejahteraan di lingkungannya, menolong mereka yang membutuhkan, dan membangun rasa kebersamaan.
Bayangkan sebuah pohon beringin yang kuat, tempat kegiatan keagamaan berfungsi sebagai akarnya, menumbuhkan rasa kebersamaan, dukungan, dan tanggung jawab di antara warga di setiap lingkungan masyarakat Sulawesi Tengah.
Sehingga dorongan kegiatan keagamaan menginspirasi masyarakat untuk menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan etis.
Baca juga: Jadilah Pribadi yang Bermanfaat! Gus Baha: Itu Kebahagiaan Hakiki
Ajaran agama mengajarkan prinsip-prinsip kasih sayang, integritas, dan keadilan, dan dengan menggabungkannya ke dalam segala aspek kehidupan, dengan menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera.
Saat sebuah kompas yang membimbing masyarakat menuju jalan yang benar, tempat kegiatan keagamaan membantu masyarakat tetap berada di jalur dan membuat keputusan yang akan membawa manfaat bagi diri masyarakat, dan generasi mendatang.
Sehingga selain manfaat spiritual, kegiatan keagamaan juga berdampak positif pada kesejahteraan fisik dan mental.
Praktik meditasi dan yoga, yang seringkali dikaitkan dengan kegiatan keagamaan, telah terbukti mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dengan memelihara pikiran dan tubuh, kegiatan keagamaan membantu masyarakat menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.
Sebuah sungai yang mengalir, tempat kegiatan keagamaan berfungsi sebagai bendungan yang menyimpan dan meredakan tekanan kehidupan, memberikan ketenangan dan kedamaian batin.
Dengan berpartisipasi dan mensupport di dalam kegiatan keagamaan di Sulawesi Tengah, Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan dan kesejahteraan masyarakat.
Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri pastinya akan terus merangkul kegiatan keagamaan dalam membangun kehidupan beragama yang berkualitas dan menciptakan komunitas yang harmonis dan berbudi luhur di seluruh pelosok masyarakat Sulawesi Tengah.
Karena dengan kegiatan keagamaan yang tertata apik, berperan krusial dalam menumbuhkan kehidupan beragama yang bermutu tinggi di lingkungan masyarakat Sulawesi Tengah.
Mereka merekatkan ikatan sosial, menanamkan nilai-nilai spiritual, dan menyatukan masyarakat dalam ikatan spiritual yang kuat.
Baca juga: 3 Desa Wisata di Lampung Barat, Penghilang Penat Nan Memikat
Sebagai jantung dari kehidupan, kegiatan keagamaan ini layak untuk didukung dengan penuh semangat.
Dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, bukan hanya meningkatkan kualitas hidup beragama, tapi juga memperkaya kehidupan moderasi beragama bermasyarakat di Sulawesi Tengah secara keseluruhan.***
BERSAMBUNG
Ditulis oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)
One thought on “Konsisten Mendukung Kegiatan Keagamaan, Bukti Nyata Kepedulian Ahmad Ali Terhadap Nilai-nilai Religius di Masyarakat (Jilid 43)”