BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM – Ada yang berbeda di KUA Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bukan hanya urusan akad nikah, kini kantor urusan agama ini juga menjadi garda terdepan dalam mencegah lahirnya generasi stunting di Banjarnegara.
Melalui program SIAGA 19M (Siapkan Ayah-Ibu Generasi Anti Stunting – Usia <19 Mandiraja), KUA Mandiraja bekerja sama dengan Puskesmas 1 Mandiraja dan lintas sektor lainnya melakukan pendekatan baru, melalui edukasi pasangan muda di bawah usia 19 tahun agar siap secara fisik, mental, dan pengetahuan sebelum memiliki anak.
Pendekatan ini tak hanya sekadar sosialisasi. Program SIAGA 19M menggabungkan pembinaan pernikahan usia dini dengan edukasi kesehatan reproduksi, gizi, dan parenting dasar.
Kepala KUA Mandiraja, H. Irfan Sulastono menyampaikan semua dilakukan dengan cara yang menyenangkan, menyentuh, dan sarat makna. Menjadikan pasangan muda yang tidak menjadi korban stunting.
“Kami tak hanya menikahkan. Kami ingin memastikan bahwa anak-anak yang lahir dari pasangan muda tidak menjadi korban stunting,” ujar Kepala KUA Mandiraja, H. Irfan Sulastono, pada Selasa (5/8/2025).
Irfan menegaskan pentingnya sinergi antara sektor agama dan kesehatan agar pernikahan muda bukan menjadi awal masalah, melainkan pintu gerbang menuju generasi sehat.
Pada kesempatan yang sama, dr. Dwi Lestariatun, Kepala Puskesmas 1 Mandiraja, menyambut baik langkah KUA Mandiraja.
“Kami menyambut baik inisiatif ini. Sebab intervensi pencegahan stunting harus dimulai sebelum anak lahir, bahkan sebelum kehamilan. KUA jadi tempat strategis untuk itu, karena mereka bertemu langsung dengan calon orang tua,” terang dr. Dwi.
Dokter Dwi juga menambahkan bahwa edukasi yang dikemas ringan dan kontekstual akan lebih mudah diterima pasangan muda.
Kusmiyatun(21) dan Revandi(18), pasangan muda dari desa Purwasaba, mengaku sempat bingung menghadapi pernikahan dini mereka.
“Awalnya takut dan belum ngerti soal ngurus anak. Tapi setelah ikut pembinaan SIAGA 19M, kami jadi lebih paham soal gizi, kesehatan ibu hamil, dan pentingnya peran ayah,” kata Kusmiyatun sambil tersenyum.
“Biarpun masih muda, kami mau jadi orang tua yang bertanggung jawab dan siap,” tambah Revandi.
SIAGA 19M bukan sekadar program. Ini adalah gerakan penyadaran bahwa menikah bukan hanya soal sah secara agama dan negara, tapi juga siap menjadi ayah dan ibu bagi generasi bebas stunting.***