Mantap!, Desa Kepatihan Wonogiri Ditetapkan Jadi Desa Cantik dan KIM

WONOGIRI, KABAR-DESAKU.COM Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, resmi menyandang predikat sebagai Desa Cinta Statistik (Cantik) dan Desa Komunitas Informasi Masyarakat (KIM).

Pencanangan ini dilakukan dalam acara meriah yang digelar di Ruang Giri Manik, Setda Kabupaten Wonogiri, berbarengan dengan peluncuran SIGMA GIRI dan Coaching Clinic Evaluasi Statistik Sektoral, Rabu (7/6/2025).

Sekretaris Daerah Wonogiri, FX Pranata, menyampaikan bahwa Desa Kepatihan dipilih sebagai role model pengelolaan statistik dan informasi publik di tingkat desa.

“Statistik desa yang akurat akan menjadi pondasi utama dalam perencanaan pembangunan berbasis kebutuhan riil masyarakat. Selain itu, keberadaan KIM diharapkan menjadi jembatan komunikasi antara warga dengan pemerintah,” tegasnya.

Baca juga: Gunung Pakuwaja: Permata Tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng

Kepala Desa Kepatihan, Agus Suyitno, menyatakan kesiapan penuh desa dalam menyandang amanah ini. Ia menjelaskan bahwa tim kerja untuk program Desa Cantik telah dibentuk dan secara legalitas telah siap dinilai.

“Kami sudah mulai bergerak sejak awal, didampingi oleh BPS dan Dinas Kominfo. Tim kerja kami juga sudah disiapkan untuk menghadapi penilaian Desa Cantik 2025,” ujar Agus optimistis.

Dukungan serupa datang dari Plt. Camat Selogiri, Toto Tri Mulyarto. Ia melihat Desa Kepatihan sebagai inspirasi nyata yang bisa direplikasi oleh desa-desa lain, khususnya di wilayah Selogiri.

“Ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan literasi statistik di kalangan perangkat desa. Harapannya, pendekatan berbasis data ini bisa diadopsi desa lain,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lapangan sebanyak dua kali untuk memberikan pembinaan teknis. Ia menyoroti minimnya tenaga statistisi di desa maupun perangkat daerah.

“Kami latih mereka cara menyusun data, menyajikan dalam bentuk tabulasi, dan mempublikasikannya melalui website desa. Dengan begitu, data pembangunan bisa diakses masyarakat luas,” jelas Rahmad.

Baca juga: 3 Wisata di Wonogiri Wajib Dikunjungi, Nomor 2 Ada Cerita Mistisnya

Meskipun ada penilaian resmi dari BPS, Rahmad menegaskan bahwa tujuan utama program ini bukan sekadar mengejar penghargaan.

“Yang terpenting adalah bagaimana desa bisa mencintai dan menggunakan statistik sebagai alat untuk pembangunan yang lebih terukur dan berkelanjutan,” pungkasnya.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *