PALU, KABAR-DESAKU – Tak terbantahkan bahwa, seiring berjalannya proses pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Sulawesi Tengah (Sulteng), tensi politik semakin bergerak cepat menunjukkan grafik yang meninggi.
Tiga Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah telah mendaftar secara resmi ke KPU Sulawesi Tengah.
Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri akan bersaing dua calon Paslon lainnya yakni Rudy Mastura yang hingga kini masih menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah (incumbent) dan juga Anwar Hafid yang masih berstatus Anggota DPR RI.
Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Masyarakat diharapkan dapat mewujudkan Pilkada damai demi menyukseskan program ini serta menghindari permusuhan yang mampu menimbulkan konflik berkepanjangan.
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah program 5 tahunan yang sakral dan wajib dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dan khususnya di Sulawesi Tengah, masyarakat menunggunya dengan antusias karena mereka ingin menanti pemimpin Sulawesi Tengah yang baru.
Pilkada menjadi agenda yang harus diikuti karena semua WNI (yang berusia 17 tahun ke atas) memberikan suaranya.
Namun sayangnya sebelum masa kampanye sudah ada isu yang memecah-belah masyarakat. Mereka diharap untuk tidak terprovokasi isu tersebut.
Jangan sampai ada propaganda menggiring kepada permusuhan yang menggagalkan Pilkada damai dan membuat rakyat Sulawesi Tengah tidak jadi bersatu.
Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri sesungguhnya berharap agar masyarakat Sulteng wajib sukseskan Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah 2024. Gunakan hak suara dengan damai, bahagia dan senang.
Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah adakah kontestasi rutin 5 tahunan, terlalu sayang jika menjadi penyebab pertikaian, permusuhan, dan perpecahan. Pilgub Sulteng harus damai, adil, jujur, riang dan gembira.
Baca juga: Horee! Pembangunan Rumah Baca Purnama Nyaris Sempurna, Indra Hari Purnama Ungkap Ini
Masyarakat Sulawesi Tengah harus mengawasi semua proses dan tahapan Pilgub 2024 agar tidak terjadi praktik politik uang dan kampanye hitam serta berita bohong.
Jangan golput (golongan putih), ajak semua orang memilih pemimpin yang terbaik, yang memahami, mengerti, dan bisa menyejahterakan rakyat.
Dalam artian, Pilgub damai di Sulteng, harus dijaga demi persatuan Indonesia di Sulawesi Tengah. Masyarakat mampu berperan besar untuk menciptakan Pilgub yang damai.
Pilgub Sulteng adalah ajang untuk memilih pemimpin dan Gubernur baru. Jangan dijadikan tempat peperangan atau permusuhan sengit karena terlalu mendukung pasangan calon tertentu.
Untuk mewujudkan Pilgub damai di Sulawesi Tengah, maka masyarakat harus menghindari permusuhan. Saat memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur, pilihan bisa berbeda-beda.
Akan tetapi hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk memperbesar permusuhan, apalagi dengan sengaja membuat pertikaian.
Perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa. Sejak era Orde Lama sudah ada banyak partai politik (parpol) dan rakyat memilih berdasarkan kesukaan masing-masing.
Jangan sampai ada perpecahan saat Pilgub Sulteng karena akan menghapus perdamaian.
Masyarakat Sulawesi Tengah wajib menyadari bahwa Sulteng berdiri di atas perbedaan, tetapi tetap bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Jangan sampai Pilgub Sulawesi Tengah mengobarkan permusuhan dan membuat rakyat berseteru, hanya karena beda pilihan calon Gubernur.
Rakyat Sulawesi Tengah perlu belajar dari gelaran Pilkada Gubernur ataupun Kabupaten Kota pada 2014 dan 2019.
Di mana masa kampanye Pilkada (kala itu) sangat mendebarkan karena ada permusuhan terang-terangan di antara para pendukung yang berbeda.
Mereka menyebut pendukung lain dengan sebutan yang sangat kurang pantas. Oleh karena itu pengalaman buruk ini jangan sampai terulang agar terwujud Pilgub 2024 yang damai dan tentram.
Masyarakat Sulawesi Tengah juga lebih paham untuk menjaga perdamaian, terutama saat masa kampanye.
Menunjukkan simpati ke suatu pasangan calon diperbolehkan (saat masa kampanye). Apalagi saat ini akses ke media sosial makin mudah dan cepat dan para pendukung meng-upload foto capres kesayangannya.
Akan tetapi tidak boleh ada ejekan ke pendukung atau Cagub lain. Mereka wajib diingatkan bahwa ada UU ITE yang bisa menjerat dan membawanya ke penjara karena melakukan ujaran kebencian di dunia maya.
Baca juga: Terimalah Keadaan Hidup dengan Lapang Dada, Gus Baha: Setiap Ujian Pasti Ada Hikmah
Sementara mendukung Pilgub damai di Sulawesi Tengah dan menolak politik uang pada Pilgub 2024 harus dilakukan. Dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Menolak politik uang dan mencegah kecurangan pada Pilgub 2024 nanti. Selain itu, akan mengawasi Pilgub agar berjalan dengan damai, tentu dengan sinergi dari Bawaslu.
Komitmen tinggi untuk menjaga perdamaian pada Pilgub 2024 mendatang.
Mereka juga bekerja sama dengan Bawaslu sebagai lembaga resmi negara yang mengawasi kelancaran Pemilu, baik sebelum dan sesudah masa pencoblosan.
Dengan kolaborasi ini maka diharap Pilgub di Sulawesi Tengah dan Pilkada di Kabupaten Kota se Sulawesi Tengah berjalan dengan damai tanpa ada kendala sama sekali.
Diproklamirkan di Sulawesi Tengah dan berbagai Kabupaten Kota se Sulawesi Tengah. Menggiring masyarakat untuk sadar bahwa perdamaian wajib dijaga baik saat kampanye maupun sesudah Pilgub berlangsung.
Jangan ada permusuhan berkepanjangan gara-gara perbedaan pilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Untuk mewujudkan Pilgub damai maka masyarakat berkomitmen penuh untuk bersatu, meski pilihan Gubernur dan Wakil Gubernurnya berbeda.
Baca juga: Imam Tobroni dan Mochamad Sonhaji Paslon Bupati dan Wakil Bupati Daftar Pertama Ke KPU
Mereka harus menyadari bahwa perbedaan adalah hal yang biasa. Pilgub damai harus dilakukan tanpa adanya propaganda agar Sulawesi Tengah tetap aman, dengan tidak adanya kerusuhan dan perpecahan di masyarakat.***
BERSAMBUNG
Ditulis Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)
One thought on “Pasca Pendaftaran di KPU Sulteng, Ahmad Ali Pelopori untuk Hindari Permusuhan dan Jauhi Propaganda (Jilid 51) ”