BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM – Akhir pekan ini suasana Rumah Baca Purnama tidak seperti biasanya, nampak puluhan mahasiswa dan pelajar memadati ruangan dan teras.
Pasalnya puluhan mahasiswa dan pelajar dari berbagai Perguruan Tinggi di Banjarnegara dan Siswa dari SMA/SMK/MA nampak berkumpul di tempat ini.
Hadirnya mahasiswa dan pelajar tersebut untuk menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kuliah atau Kerja? Menyusun Ulang Strategi Pendidikan Banjarnegara” pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Kegiatan yang dimotori oleh Mahasiswa Program studi Manajemen Pendidikan Islam, STIT Tunas Bangsa Banjarnegara ini menghadirkan dua narasumber, yakni Indra Hari Purnama (Penulis dan Founder Rumah Baca Purnama), serta Taufiq Hidayat (Pendidik dan Jurnalis). Diskusi dipandu oleh Alfiyah Zahroh W selaku moderator.
Dalam paparannya, Indra Hari Purnama menyoroti pentingnya peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Banjarnegara, yang menurutnya masih perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.
“Diskusi hari ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bersama tentang bagaimana meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah di Banjarnegara, salah satunya dengan memperbanyak lulusan SMA/SMK/MA yang melanjutkan, khususnya di Perguruan Tinggi lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Banjarnegara telah memiliki lima perguruan tinggi dengan program studi yang berbeda-beda, sehingga tidak perlu bersaing secara langsung, melainkan justru dapat berkolaborasi untuk memajukan pendidikan tinggi di daerah ini.
Dalam kesempatan yang sama, Taufik Hidayat memberikan lebih banyak memberikan motivasi baik kepada pelajar untuk melanjutkan pendidikannya dan untuk mahasiswa agar budaya diskusi semacam ini terus digaungkan.
“Pendidikan itu penting, jangan berhenti hanya karena alasan keterbatasan, atau sudah malas untuk berpikir,” terangnya.
“Budaya diskusi semacam ini perlu terus digaungkan, agar semakin banyak kawan-kawan yang masih berstatus pelajar melihat bahwa di Banjarnegara juga ada Perguruan Tinggi yang berkualitas dan patut dijadikan pilihan tempat belajar,” sambung Taufik.
Sementara itu, Ketua Panitia, Pangesti Dewi Lestari, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai ruang refleksi dan diskusi terbuka bagi generasi muda Banjarnegara untuk menimbang arah masa depan mereka.
“Kami ingin memberikan motivasi dan wawasan agar pelajar tidak ragu untuk melanjutkan studi atau mempersiapkan diri memasuki dunia kerja sesuai potensi mereka,” tuturnya.
Salah satu peserta, Adinka Zahratunnisa Amalia, siswa MA Al Fatah, mengaku mendapatkan motivasi baru setelah mengikuti diskusi tersebut.
“Saya jadi lebih semangat untuk kuliah meskipun belum tahu akan melanjutkan ke mana. Tapi setelah ikut diskusi ini, rasanya lebih yakin bahwa pendidikan tinggi itu penting,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik munculnya strategi kolaboratif dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan di Kabupaten Banjarnegara.***