BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM – Malam di Dataran Tinggi Dieng berubah begitu magis saat ribuan lampion diterbangkan oleh para pengunjung Dieng Culture Festival (DCF) XV 2025 di Lapangan Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Sabtu malam (23/8/2025).
Sebelum momen pelepasan lampion, pengunjung disuguhi Orkestra Symphony yang menghadirkan deretan musisi ternama, seperti Nugie, Tiara Andini, Monita Tahalea, hingga Gamelan Orkestra Prawiratama.
Perpaduan musik modern dan tradisional itu semakin menambah kekhidmatan suasana malam Dieng yang dingin dan penuh kehangatan.
Acara megah ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Bupati Banjarnegara Amalia Desiana, jajaran Kementerian Pariwisata, serta sejumlah pejabat daerah.
Baca juga: Gunung Pakuwaja: Permata Tersembunyi di Dataran Tinggi Dieng
DCF XV 2025 menghadirkan berbagai agenda utama, mulai dari ritual cukur rambut gimbal, kirab budaya, pameran UMKM, hingga pertunjukan seni rakyat yang mengangkat kekayaan tradisi masyarakat Dieng.
Tak hanya budaya, kegiatan ini juga menaruh perhatian pada pelestarian alam. Sejumlah program sosial dan lingkungan digelar, termasuk aksi bersih-bersih kawasan wisata dan penanaman pohon.
Langkah ini sejalan dengan status baru “Dieng Geopark” yang menegaskan komitmen masyarakat dalam menjaga keberlanjutan alam Dieng.
Dilanjsir dari laman resmi Pemprov Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, DCF merupakan tradisi yang tidak hanya menjadi ikon dari Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, tetapi juga Indonesia. Di mana di dalamnya terdapat tradisi potong rambut gimbal.
Keberlanjutan dari kegiatan tersebut, ujarnya, harus terus didukung, sebagai bentuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat, sehingga dapat dikenal ke seluruh dunia.
“Ini dikelola oleh Bumdes, oleh para pemuda kita, dan dibina oleh bupati. Provinsi hanya asistensi karena sudah terbiasa. Ini adalah potensi masyarakat yang datangnya dari bawah,” katanya, seusai menyaksikan Simphony Dieng.
Isna, wisatawan asal Purbalingga, mengaku sangat terkesan dengan pengalaman pertamanya mengikuti DCF.
“Saya baru pertama kali ikut, rasanya luar biasa sekali. Lampion yang diterbangkan bersama ribuan orang sangat indah, apalagi dibarengi musik dan suasana dingin Dieng. Saya pasti ingin kembali lagi tahun depan,” ujarnya dengan penuh antusias.
Selain Isna, pengunjung asal Tangerang, Yuni, sengaja datang ke DCF, untuk merasakan atmosfer event yang sudah berjalan belasan tahun itu. Salah satu yang menjadi daya tarik DCF adalah pagelaran budaya, konser musik, dan penerbangan lampion.
“Ini baru pertama ke DCF. Ke sini karena tertarik untuk nonton konser musiknya, lalu menerbangkan lampion bersama-sama,” ujarnya, ditemui saat acara Simphony Dieng.
Baca juga: AHY Dukung Pengembangan Pariwisata Dieng dengan Perkuat Infrastruktur Jalan
Yuni menilai, gelaran tahun ini sudah keren. Apalagi dia sudah mendambakan ingin datang langsung ke DCF sejak 2017.
“Harapan ke depan lebih baik lagi dari tahun ini, tapi ini sudah seru sih. Keren,” ujarnya.
Sebagai agenda tahunan, Dieng Culture Festival terbukti mampu menarik ribuan wisatawan dari berbagai daerah.
Gelaran DCF tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat citra Banjarnegara sebagai destinasi wisata budaya dan alam unggulan di Jawa Tengah.***