PALU, KABAR-DESAKU.COM – Memberikan pencerahan kepada lapisan masyarakat pedalaman Sulawesi Tengah sebagai diskursus untuk mensinergikan asa dan cita anak bangsa demi merajut dan merawat kebhinekaan demi persatuan serta kesatuan yang utuh, menjadi titik nadir menjaga keutuhan dan kedamaian Pilkada di Sulawesi Tengah.
Dan khususnya di tingkatan pemilihan Gubernur, aroma saling menjatuhkan dengan cara-cara yang tidak bermartabat sudah muncul kepermukaan.
Bahwa kemudian mayoritas mendekati 90 persen masyarakat Sulawesi Tengah adalah muslim, yang seharusnya menjadi kekuatan untuk membentengi arus ujaran kebencian, saling baku fitnah dan lain sebagainya yang menjurus terjadinya permusuhan dan berpotensi merusak ukhuwah sesama ummat.
Maka menurut hemat penulis, kenyataan ini secara sadar dieliminasi dari restening berfikir para simpatisan kandidat Gubernur Sulawesi Tengah, agar membumi hanguskan ego sentris.
Dan memahami bahwa substansi dari Pilgub ini adalah mengedepankan politik ruang gembira dengan mengedepankan visi dan misi membawa perubahan bagi masyarakat melalui ‘Harapan Baru Sulawesi Tengah Baru menuju Sulteng Sejahtera’.
Baca juga: Pawai Kebangsaan, Disambut Antusias Masyarakat Purbalingga
Maka ketika niatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur sesungguhnya harus menjadi keinginan luhur memberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
Untuk itulah Dewan Pengurus Wilayah Central Analisa Strategis (DPW CAS) Provinsi Sulawesi Tengah berusaha kembali untuk melakukan aksentuasi kemaslahatan ummat sebagai upaya mempersempit dan menghindari perbuatan ghibah hanya untuk sibuk memikirkan urusan orang lain, namun melupakan kewajiban kita.
Saat ini agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Tengah khususnya, dan saat ini juga umat muslim di Sulawesi Tengah khususnya sudah kehilangan arah dan tujuannya, Dan masalah di agama Islam hanya soal penilaian.
Sulit kita mengakui bahwasanya kita itu salah, kenapa kita tidak terima apabila orang mengatakan bahwa kita ini orang yang salah.
Dan kita malah saling menyalahkan dan lain sebagainya, sebenarnya tergantung dari prinsip didalam diri kita, sebagai umat Islam kita harus perbanyak sabar atau berupaya menghindari perbuatan ghibah dan fitnah.
Kapan kita berhak dalam melakukan penilaian kepada seseorang. Seyogyanya kita berhak menilai seseorang kalau ada yang meminta, pikiran kita saat ini sedang di murtadkan karena kita sibuk memikirkan urusan orang lain sehingga kita lupa kewajiban kita sendiri.
Baca juga: Mengenang 79 tahun Nagari Surakarta Hadiningrat Bergabung NKRI
Ada 4 Pendapat mazhab dari ulama terdahulu yang paling top yaitu Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki serta Imam Hambali. Dan dari semua mazhab tersebut tidak ada yang salah, jadi pertanyaannya adalah kenapa umat Islam saat ini saling ribut hanya karena perbedaan mazhab tersebut.
Dan pada akhirnya perbedaan selalu diperuncing dengan faktor ketidaksenangan antara satu dengan lainnya, lalu terbawa-bawa kepada hal-hal yang mengedepankan saling sikut, pijak dan pulas, sehingga pada akhirnya seolah disengaja untuk membenturkan melalui provokasi hingga propaganda yang dikemas secara masif.
Sesungguhnya perbedaan adalah rahmat bagi manusia dan sekalian alam. Perbedaan pendapat ataupun pilihan, bukanlah menjadi alasan untuk memecah belah anak bangsa.
Karena dengan perbedaan, seharusnya logika dengan akal sehat akan meneruskan tradisi intelektualitas yang beradab.
Dan sebagai seorang negarawan, berulang kali di berbagai kesempatan Bakal Calon Gubernur Ahmad Ali menegaskan bahwa pemilihan Gubernur adalah hajatan masyarakat Sulawesi Tengah.
Berbeda pandangan, berbeda pikiran adalah hal yang sangat mudah terjadi dalam pemilihan Gubernur ini.
Maka Ahmad Ali mengingatkan bahwa perbedaan pandangan dan perbedaan cara memilih atau pilihan dalam pemilihan itu, tidak menjadi alasan pembenar buat kita melakukan penistaan, menghina orang lain, menjelekkan orang lain.
Baca juga: Menikmati Keindahan Alam dan Berburu Foto Instagramable di Puncak Sidiangkat
Karena perbedaan atau suatu hal yang harus terjadi, dan itulah keniscayaan. Maka untuk itu, kampanye BerAmal hilangkan dari suasana ketegangan.
Dan Dewan Pengurus Wilayah Central Analisa Strategis Sulawesi Tengah, dengan tekad yang bulat sudah memutuskan untuk bisa memberikan kontribusi berfikir secara positif dan progresif kepada masyarakat Sulawesi Tengah melalui konsolidasi total menembus awan pedalaman di negeri Tadulako ini.
Sekaligus menjadi pencerahan bagi masyarakat dalam meningkatkan efektivitas etos kerja inovatif konstruktif membawa perubahan mendasar untuk Sulteng sejahtera.
Dan sesuai rencana, mulai start 1 September 2024, langkah taktis di awali dari Kabupaten Buol dan terus berlanjut ke seluruh pelosok negeri khatulistiwa Sulawesi Tengah tercinta ini.***
BERSAMBUNG
Ditulis Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)