CILACAP, KABAR-DESAKU.COM – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi terus mendorong inovasi dalam pengelolaan sampah dengan mengoptimalkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
Teknologi ini mampu mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan batu bara dalam produksi semen, sekaligus memberikan nilai ekonomis yang tinggi.
Dilansir dari laman resmi Pemprov Jawa Tengah, saat mengunjungi Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) RDF Cilacap di Plered, Tritih Lor, Jeruklegi, Kamis (13/3/2025), Luthfi menekankan bahwa metode ini layak menjadi contoh bagi daerah lain.
“Ini role model yang sangat baik. Jika dimaksimalkan, kita bisa mengolah sekitar 700 ton sampah per hari. Sementara Cilacap sendiri menghasilkan hampir 900 ton sampah setiap harinya. Artinya, kapasitas masih perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Baca juga: Desa BRILiaN 2025: Program Inovatif untuk Kemajuan Ekonomi Desa
Luthfi juga menegaskan pentingnya memperluas penerapan konsep RDF di lebih banyak wilayah.
Pemprov Jateng sendiri telah mendukung pendirian fasilitas serupa di Kabupaten Magelang sebagai langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah sekaligus menciptakan sumber energi baru bagi industri.
“Karena pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berada di bawah wewenang provinsi, kami juga menyiapkan TPST RDF di Magelang. Nantinya, fasilitas ini bisa menampung sampah dari Kabupaten dan Kota Magelang. Bahkan, Semen Grobogan juga akan memanfaatkan RDF ini. Semoga tahun depan akselerasi pengelolaan sampah bisa lebih optimal,” tambahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Widi Hartanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyusun peta klasterisasi untuk memastikan RDF dapat didistribusikan dengan baik ke industri yang membutuhkan.
Baca juga: Warga Serbu! Beras, Minyak, dan Telur Murah Ludes dalam 45 Menit di Cilacap
“Sebagai contoh, pabrik semen di Cilacap bisa menerima RDF dari Banyumas dan Kebumen, sementara daerah seperti Tegal dan Pemalang juga bisa saling mendukung. Dengan sistem ini, distribusi RDF akan lebih efektif,” ungkap Widi.
Saat ini, Jawa Tengah telah memiliki beberapa TPST RDF, seperti di Cilacap dan Banyumas. Dalam waktu dekat, TPST RDF baru di Kabupaten Magelang juga akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dengan target operasional pada 2026.
“Harapannya, akhir 2025 pembangunan TPST Regional Magelang dapat terealisasi. Dengan demikian, pada 2026 fasilitas ini sudah bisa beroperasi untuk menampung sampah dari Kabupaten dan Kota Magelang,” pungkasnya.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan pengelolaan sampah di Jawa Tengah semakin efektif dan berdampak positif bagi lingkungan serta sektor industri.***

























