Strategi Jitu! Pemkab Rembang Borong Gabah Petani agar Harga Tak Anjlok

REMBANG, KABAR-DESAKU.COM – Memasuki masa panen raya biasanya akan terjadi penurunan harga gabah yang signifikan.

Untuk antisipasi hal tersebut, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga gabah saat musim panen dengan mengoptimalkan program Serap Gabah (SERGAB).

Program ini melibatkan Bulog, Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, serta Kodim, yang siap membeli gabah langsung dari petani guna menghindari penurunan harga yang merugikan.

Baca juga: Desa BRILiaN 2025: Program Inovatif untuk Kemajuan Ekonomi Desa

Komitmen Pemerintah untuk Petani

Dilansir dari laman resmi Pemkab Rembang, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dintanpan Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kebijakan Presiden RI Prabowo untuk memastikan harga gabah tetap stabil sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

“Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama Babinsa memiliki peran krusial dalam membantu Bulog menjalankan SERGAB. Mereka memiliki jaringan luas dan informasi di lapangan yang sangat membantu di tengah keterbatasan personel Bulog,” jelas Fajar.

Mekanisme Pembelian Gabah

Para PPL bertugas memantau lokasi panen dan harga jual gabah secara langsung.

Jika harga gabah masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram, petani dapat menjualnya secara mandiri.

Namun, jika harga turun di bawah HPP, PPL segera melaporkan ke Bulog agar gabah dapat diserap dengan harga yang sesuai.

“Gabah yang akan dibeli Bulog harus dalam kondisi siap angkut, sudah dikemas dalam karung, dan diletakkan di pinggir jalan. Bulog akan datang dengan armadanya dan langsung melakukan pembayaran sesuai HPP,” tambahnya.

Baca juga: Hore! Warga Desa Bisa Cetak E-KTP di Kantor Kecamatan Kaliori Rembang

Target Serapan Gabah

Berdasarkan data Dintanpan Rembang, hingga hari Kamis ini, program SERGAB telah berhasil menyerap 494,08 ton gabah.

Adapun target serapan gabah kering panen dari Februari hingga akhir Maret ditetapkan mencapai 1.728 ton.

Program ini menjadi solusi efektif dalam menjaga keseimbangan harga di tingkat petani sekaligus memastikan ketersediaan stok pangan nasional tetap aman.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *