BANDUNG, KABAR-DESAKU.COM — Siapa sangka, politik yang selama ini identik dengan kekuasaan dan intrik, justru disebut sebagai jalan mulia menuju keselamatan dunia dan akhirat?
Hal mengejutkan ini diungkapkan langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, dalam acara Pendidikan Politik Bagi Organisasi Kemasyarakatan Tahun 2025 yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung pada Selasa, 20 Mei 2025.
“Politik adalah usaha menyelamatkan manusia, di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam, politik adalah bagian dari ibadah,” tegas Erwin. Ia menambahkan bahwa segalanya tergantung pada niat dan akhlak pelaku politik itu sendiri.
Menurut Erwin, politik tidak bisa dipisahkan dari nilai keimanan dan kemanusiaan. Ia menolak pandangan sempit yang menyamakan politik dengan sekadar ajang perebutan kekuasaan.
Baca juga: Menikmati Keindahan Gunung Ciung di Bogor: Wisata Alam Ramah Pemula
“Politik sejatinya adalah kerja kolektif membangun keadilan, kesejahteraan, dan tatanan masyarakat yang lebih baik,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan, “Jangan pisahkan agama dari kekuasaan. Agama tanpa kekuasaan akan pincang, dan kekuasaan tanpa agama akan menindas.”
Dalam pandangannya, organisasi kemasyarakatan (ormas) memiliki posisi strategis dalam menjaga etika politik dan memperkuat demokrasi lokal.
Ormas dinilai sebagai mitra penting pemerintah dalam menyosialisasikan program pembangunan dan menciptakan kehidupan sosial yang harmonis.
“Kita ingin politik bukan hanya tentang citra dan elektabilitas, tapi tentang dampak nyata bagi masyarakat,” kata Erwin. Untuk itu, Pemkot Bandung terus mendorong ruang dialog dan kolaborasi bersama ormas.
Ia juga memaparkan beberapa langkah nyata pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat, di antaranya pendirian UMKM Center di 30 kecamatan serta penguatan layanan sosial berbasis data terpadu.
Baca juga: Warga Kota Bandung Bisa Belanja Murah Jelang Iduladha, Cek Barang dan Layanannya
Tak hanya itu, Erwin turut menekankan pentingnya lima kesadaran fundamental dalam berorganisasi: kesadaran organisasi, keumatan, kebangsaan, kebudayaan, dan kesadaran politik.
Kelima prinsip ini dianggap sebagai pondasi utama untuk membangun ormas yang kuat dan berpengaruh secara positif bagi masyarakat luas.
Dengan pernyataan ini, Erwin seolah ingin membuka mata publik: politik bukan sekadar panggung kekuasaan, tapi bisa menjadi ladang ibadah—asal dijalankan dengan hati, nilai, dan tanggung jawab.***