Petilasan Ardi Lawet: Warisan Tradisi dan Budaya Spiritual dari Lereng Timur Purbalingga

PURBALINGGA, KABAR-DESAKU.COM – Petilasan Ardi Lawet merupakan salah satu tempat yang memiliki makna religius dan budaya di Kabupaten Purbalingga.

Lokasinya berada di balik heningnya perbukitan timur Kabupaten Purbalingga, berdirilah Gunung Lawet atau yang dikenal pula sebagai Ardi Lawet.

Lebih dari sekadar bentang alam yang memikat, tempat ini merupakan salah satu situs budaya dan spiritual paling sakral di Jawa Tengah.

Di sinilah jejak Syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar Islam dan pertapa sakti dari masa silam, meninggalkan warisan tradisi yang masih hidup hingga kini.

Jejak Leluhur dan Makna Budaya

Petilasan Ardi Lawet berada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang. Kata “Lawet” berasal dari istilah Arab khalwat yang berarti menyepi atau menyendiri dalam semadi.

Dalam tradisi Jawa, tempat pertapaan seperti ini bukan sekadar lokasi menyendiri, tetapi menjadi titik pertemuan antara dunia nyata dan dunia spiritual—tempat para leluhur mencari makna dan pencerahan hidup.

Baca juga: Lima Ide Usaha Kecil-Kecilan di Desa: Dari Pengangguran Jadi Pengusaha

Di Ardi Lawet, masyarakat tidak hanya mengenang sosok Syekh Jambu Karang sebagai tokoh sejarah, tetapi juga sebagai waliyullah, orang suci yang hidupnya penuh laku spiritual dan kesederhanaan.

Tradisi ziarah ke petilasan ini dilakukan bukan sekadar ritual, melainkan ekspresi budaya yang menyatukan kepercayaan, adat, dan nilai-nilai kearifan lokal.

Tradisi Ziarah dan Hari-Hari Sakral

Setiap Rabu Pon, Kamis Wage, dan Jumat Kliwon, kawasan Ardi Lawet ramai oleh peziarah dari berbagai daerah.

Mereka datang dengan membawa doa, harapan, dan sesajen sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya spiritual Jawa yang penuh simbol dan makna.

Ziarah bukan sekadar kunjungan fisik, melainkan perjalanan batin. Para peziarah mendaki jalan setapak sejauh 3 kilometer dengan kemiringan tajam.

Setiap langkah menjadi bentuk laku prihatin dan ketundukan kepada Yang Maha Kuasa, sebagaimana dahulu ditempuh oleh Syekh Jambu Karang saat mencari cahaya ilahi.

Baca juga: Elang Langka Tertembak di Purbalingga! Hutan Sisik Naga Terancam Punah Jika Kita Diam Saja

Warisan Mistis dan Simbolik

Di situs ini, terdapat benda-benda pusaka yang dipercaya sebagai peninggalan Syekh Jambu Karang: potongan rambut, kuku, bahkan sorban.

Ada pula pohon besar berusia ratusan tahun yang diyakini sebagai saksi sejarah dan penunggu gaib. Konon, kelelawar raksasa atau kalong yang menghuni area tersebut adalah perwujudan penjaga spiritual gunung.

Air di sekitar petilasan yang disebut sebagai “air zam-zam” lokal, tak pernah kering meski musim kemarau.

Air ini dianggap suci dan sering digunakan untuk membersihkan diri sebelum berdoa, melambangkan penyucian lahir dan batin.

Ardi Lawet dalam Konteks Budaya Lokal

Bagi masyarakat lokal, Ardi Lawet bukan hanya situs religi, tetapi pusat budaya dan identitas.

Ritual-ritual yang dijalankan bukan hanya mempertahankan ajaran Islam yang telah diakulturasi dengan tradisi Jawa, tetapi juga merawat kesadaran kolektif bahwa tanah ini pernah menjadi tempat pencarian hakikat sejati.

Penting pula dicatat bahwa kepercayaan terhadap tempat ini tidak bertentangan dengan nilai keislaman, justru menjadi bentuk Islam Nusantara yang toleran dan bersahaja—Islam yang membaur dengan akar budaya masyarakat.

Baca juga: 3 Pesona Alam Desa Wisata Tanalum Purbalingga, Memikat Mempesona dan Bikin Bahagia

Petilasan Ardi Lawet adalah cermin dari kekayaan budaya spiritual Jawa yang menyeimbangkan dunia lahir dan batin.

Lebih dari sekadar situs ziarah, ia adalah warisan peradaban, tempat di mana manusia belajar untuk hening, mendaki ke dalam dirinya sendiri, dan mencari cahaya dalam kegelapan dunia.

Melestarikan tradisi ini berarti menjaga jembatan antara masa lalu, kini, dan masa depan. Sebab di balik sunyi Gunung Lawet, ada gema sejarah dan budaya yang terus hidup dalam hati para peziarah.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *