Batik Kamuning dan Paseban Jadi Identitas Budaya Kuningan pada Rangkaian Adat Seren Taun 22, Ini Pesan Bupati Dian

KUNINGAN, KABAR-DESAKU.COM Dalam rangkaian Upacara Adat Seren Taun 22 Rayagung Tahun 1958 Saka Sunda, Pemerintah Kabupaten Kuningan menggelar Pameran dan Talkshow Batik Paseban dan Kamuning di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Senin (16/6/2025).

Acara ini bertema “Menembus Cakrawala” dan menjadi momentum penting untuk mengangkat batik khas Kuningan ke panggung dunia.

Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, didampingi Wakil Bupati Tuti Andriani, S.H., M.Kn, menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar menampilkan keindahan kain batik, tetapi juga merayakan nilai, identitas, dan peradaban.

“Pameran ini adalah langkah besar yang menyuarakan pesan bahwa batik Kamuning dan Paseban bukan hanya milik Kuningan, tapi juga milik dunia,” ujar Bupati Dian.

Baca juga: Lima Ide Usaha Kecil-Kecilan di Desa: Dari Pengangguran Jadi Pengusaha

Mengutip filosofi Sunda, Bupati Dian menekankan pentingnya ngamumule budaya, yaitu menjaga budaya tidak hanya secara fisik, tetapi juga menjaga nilai-nilai spiritual dan jiwa di dalamnya.

“Batik Paseban dan Kamuning adalah bahasa diam dari kearifan lokal, yang lahir dari kehalusan rasa, perenungan mendalam, dan keterhubungan manusia dengan alam serta spiritualitasnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bupati Dian memuji filosofi yang terkandung dalam setiap motif batik, yang merepresentasikan harmoni, kesederhanaan, dan keagungan hidup.

Baca juga: Berkunjung Ke Karaton Surakarta Hadiningrat, Anggota Parlemen Jepang Tak Lupa Berkunjung Ke Kampung Batik Kauman

Bupati iIan menyebutkan bahwa Cigugur, sebagai kampung kecil dengan jiwa besar, telah menjadi pusat pembelajaran nilai-nilai budaya, pluralisme, dan ketekunan.

Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada Paseban Cigugur, yang telah berjasa besar dalam menjaga nilai budaya Sunda sekaligus mempelopori kelahiran Batik Kuningan.

“Batik Kamuning bukan sekadar produk tekstil, melainkan lambang dari filosofi hidup, spiritualitas lokal, dan semangat gotong royong masyarakat Kuningan,” imbuhnya.

Bupati Dian optimistis bahwa Batik Kamuning dapat menjadi identitas budaya Kuningan yang diakui dunia internasional, sebagaimana Jepang dengan kimono dan India dengan sari.

“Sudah saatnya kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membawa obor peradaban. Batik Kamuning layak menjadi simbol Kuningan yang mendunia,” tegasnya.

Baca juga: Agrowisata Pakuwon: Surga Edukasi dan Wisata Alam di Desa Pajambon Kuningan

Sebagai bentuk komitmen, Bupati Dian menyatakan bahwa Pemkab Kuningan akan terus mendukung pertumbuhan industri kreatif lokal, termasuk kerajinan batik.

Melalui program unggulan Kuningan Melesat, khususnya subprogram Pasar Raya (Pemberdayaan Sanggar Ekraf dan Usaha Rakyat), pemerintah mendorong sanggar dan komunitas ekonomi kreatif agar lebih berdaya saing global.

“Kami ingin industri kreatif menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah, didukung penuh oleh Dekranasda Kabupaten Kuningan. Mohon doa dan dukungannya agar misi ini terwujud,” pungkasnya.

Sebagai penutup, pameran ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap dedikasi almarhum Rama Pangeran Djatikusumah dalam melestarikan peradaban bangsa.

Kegiatan ini dikurasi oleh desainer ternama Deden Siswantio, dengan menampilkan karya batik bertema “Menembus Cakrawala” yang sarat filosofi dan nilai budaya.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *