Bazar Murah Kota Bandung 2025 Stabilkan Harga Pangan dan Dorong Pertumbuhan UMKM

BANDUNG, KABAR-DESAKU.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menghadirkan Bazar Murah 2025 sebagai langkah menjaga stabilitas harga bahan pokok sekaligus meringankan beban masyarakat.

Kegiatan Bazar murah ini berlangsung di Alun-alun Regol, Jalan Pasirluyu Selatan, Kecamatan Regol, pada Rabu (20/8/2025).

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang hadir langsung meninjau pelaksanaan bazar, menyebut program ini digelar merata di 30 kecamatan.

“Alhamdulillah, Bazar Murah ini kita laksanakan di seluruh kecamatan. Kemarin saya ke Cibeunying Kidul, hari ini di Regol. Pengunjungnya ramai, berarti kegiatan ini diminati oleh warga,” ujarnya.

Menurut Erwin, harga bahan pokok di bazar jauh lebih murah dibanding pasaran. Misalnya, beras dijual Rp25.000–Rp26.000 per kilogram, sementara harga di luar lokasi mencapai Rp29.000. Begitu pula daging sapi, hanya Rp80 ribuan per kilogram, sedangkan harga pasar berada di atas Rp100.000.

Baca juga: Menjelajahi Keindahan Desa Wisata Rahtawu: Pesona Alam dan Budaya di Lereng Muria

“Tujuannya adalah menahan inflasi sekaligus memberikan kepastian kepada warga bahwa ketersediaan pangan di Kota Bandung cukup. Saya juga melihat tidak ada panic buying, ini menandakan warga percaya Pemkot mampu menstabilkan harga pangan,” tambahnya.

Selain membantu daya beli masyarakat, Erwin menegaskan bazar murah juga berfungsi sebagai penyeimbang harga.

“Dengan adanya bazar murah, pedagang tidak bisa lagi menimbun barang atau menaikkan harga seenaknya. Bazar ini menjadi penyeimbang harga di masyarakat,” jelasnya.

Tak hanya soal pangan, bazar murah juga membuka ruang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berkembang.

Baca juga: Bazar Murah 2025 Pemkot Bandung Dorong UMKM Tumbuh dan Jaga Stabilitas Harga

Erwin menilai UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal.

“Alhamdulillah, potensi UMKM di setiap kecamatan sangat besar. Kami sedang merancang agar di 30 kecamatan ada pusat bisnis, termasuk pusat kuliner. Bulan ini rencananya akan launching di tiga kecamatan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pengembangan UMKM juga menjadi strategi Pemkot Bandung dalam menekan angka pengangguran. Saat ini tingkat pengangguran terbuka berada di kisaran 7,4% dan ditargetkan turun ke 6,4%.

“Tidak semua bisa bekerja di sektor formal, karena itu UMKM harus tumbuh menjadi pengusaha. Saya sudah melihat sendiri ada pelaku UMKM yang awalnya hanya punya satu usaha, berkembang menjadi tiga hingga lima. Artinya, setiap UMKM minimal bisa menggaji satu orang, bahkan lebih,” tutur Erwin.

Untuk mendukung keberlanjutan usaha, Pemkot Bandung berkomitmen meningkatkan kapasitas UMKM melalui pelatihan literasi keuangan, digital marketing, hingga strategi bertahan di pasar.

Baca juga: Siap-Siap! Bulan Belanja di Bandung Hadir dengan Diskon Dahsyat dan Acara Menarik

“Harapannya ribuan UMKM di Kota Bandung dapat terus bertahan dan berkembang. Kalau UMKM tumbuh, maka ekonomi warga juga akan semakin kuat,” pungkasnya.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *