KABAR-DESAKU.COM – Malam 1 Suro merupakan malam pertama dalam kalender Jawa yang jatuh pada bulan Suro.
Suro merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang bertepatan dengan Muharram dalam kalender Islam.
Malam ini dianggap sakral oleh masyarakat Jawa, penuh dengan berbagai ritual dan tradisi yang mencerminkan warisan budaya yang kaya dan mendalam.
Berikut adalah beberapa ritual dan tradisi yang dilakukan pada malam 1 Suro di berbagai daerah di Jawa.
Baca juga: Wauw! Desa Gumiwang Menjadi Pionir Desa Anti Korupsi
1. Kirab Kebo Bule di Surakarta
Di Surakarta, khususnya di Keraton Kasunanan Surakarta, malam 1 Suro diperingati dengan kirab Kebo Bule.
Kebo Bule adalah kerbau albino yang dianggap keramat dan dianggap sebagai hewan kesayangan Sri Susuhunan Pakubuwono II.
Prosesi kirab ini dimulai dari Keraton Surakarta dan diarak mengelilingi keraton hingga ke alun-alun.
Masyarakat percaya bahwa dengan mengikuti kirab ini, mereka akan mendapatkan berkah dan perlindungan dari mara bahaya.
Baca juga: Sambut 1 Sura, 2 Kirab Budaya Menjadi Tradisi Di Surakarta
2. Tapa Bisu di Yogyakarta
Di Yogyakarta, malam 1 Suro diperingati dengan ritual Tapa Bisu Mubeng Beteng.
Ritual ini melibatkan masyarakat yang berjalan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Tujuan dari tapa bisu ini adalah untuk merenung, memohon keselamatan, serta introspeksi diri.
Ritual ini dianggap sebagai bentuk pengendalian diri dan pembersihan jiwa dari segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
3. Ritual Sedekah Laut di Pantai Selatan
Di daerah pesisir Jawa, seperti Pantai Parangtritis di Bantul, malam 1 Suro dirayakan dengan mengadakan ritual Sedekah Laut.
Masyarakat nelayan mempersembahkan berbagai sesaji kepada laut sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan keselamatan saat melaut.
Sesaji tersebut biasanya berupa makanan, bunga, dan kepala kerbau yang dilarung ke laut.
Ritual ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan.
Baca juga: Warga Desa Wajib Tahu! Begini Cara Meraup Keistimewaan Bulan Muharram
4. Siraman Pusaka di Keraton Mangkunegaran
Di Keraton Mangkunegaran, Solo, malam 1 Suro diperingati dengan ritual Siraman Pusaka.
Ritual ini melibatkan pembersihan pusaka-pusaka keraton seperti keris, tombak, dan benda-benda bersejarah lainnya.
Air yang digunakan untuk menyiram pusaka-pusaka tersebut berasal dari tujuh sumber mata air yang dianggap suci.
Ritual ini bertujuan untuk membersihkan dan menjaga keampuhan pusaka-pusaka keraton.
5. Ngumbah Gong Kyai Pradah di Ponorogo
Di Ponorogo, malam 1 Suro diperingati dengan tradisi Ngumbah Gong Kyai Pradah.
Gong ini merupakan salah satu pusaka yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo dan dipercaya memiliki kekuatan magis.
Gong Kyai Pradah dibersihkan dengan air yang telah diberi doa-doa khusus.
Prosesi ini diiringi dengan kesenian Reog Ponorogo yang menjadi ikon budaya Ponorogo.
Baca juga: Kajian Rutin Kitab Safinatunajah di Desa Adipasir: Menyambut Bulan Muharram dengan Amalan Khusus
6. Labuhan di Gunung Merapi
Di lereng Gunung Merapi, malam 1 Suro dirayakan dengan ritual Labuhan.
Masyarakat setempat mengirimkan sesaji yang terdiri dari makanan, kain, dan benda-benda lain ke puncak Gunung Merapi.
Tujuan dari ritual ini adalah untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari bencana gunung berapi.
Selain itu, ritual ini juga dianggap sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas segala berkah yang diberikan.
Makna dan Filosofi Malam 1 Suro
Malam 1 Suro bagi masyarakat Jawa bukan hanya sekadar peringatan awal tahun baru.
Tetapi juga merupakan momen untuk refleksi diri dan memperkuat spiritualitas.
Berbagai ritual dan tradisi yang dilakukan mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa, yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan, penghormatan terhadap leluhur, serta harmonisasi antara manusia dan alam.
Secara keseluruhan, malam 1 Suro adalah cerminan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Jawa yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Setiap ritual memiliki makna mendalam dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Jawa.
Budaya masyarakat Jawa dalam menyambut 1 Suro sebagaimana di atas, masih dapat ditemukan diberbagai Desa, yang perlu diketahui sebagai warisan budaya.***
One thought on “Budaya Jawa Sambut 1 Suro Masih Nampak Dibeberapa Desa, Berbagai Ritual Tradisional Ini Perlu Dikenal”