Bundelan Sketsa Tembang Kinanthi

KABAR-DESAKU.COM – Indonesia memiliki banyak suku dan budaya, salah satunya Jawa.

Dalam budaya Jawa terdapat karya sastra yang indah, terbungkus dalam syair.

Berikut ini redaksi sajikan Bundelan Tembang karya Rizki Alfarizi.

Berikut ini Sketsa Tembang Kinanthi:

Guru Gatra / larik : 6 larik

Guru wilangan : 8, 8, 8, 8, 8, 8

Guru lagu : u, i, a, i, a, i

Baca juga: Kemenkop UKM Terbitkan E-Book untuk Memajukan UMKM

PADA i

Sikap kang becik puniku

Sopan santun aja iri

Irine Maring tetangga

Marakna penyakit ati

Dadi uripe sengsara

Ora begjo nganti mati

Bundelan tembak di atas memiliki arti/makna yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

“Jadilah manusia yang memiliki perilaku baik. Dimana perilaku baik diantaranya sopan santun dan tidak iri hati, terutama iri kepada tetangga. Karena yang demikian bisa menyebabkan hidup sengsara dan tidak bakal bahagia sampai mati”.

Baca juga: Meriah! Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Desa Adipasir, Ustadz Naseh Sampaikan Ini

PADA ii

Tata Krama kang pitutur

Dipun latih Kawit bayi

Supaya becik tumindhak

Lan mboten laraning ati

Alus saking pangandika

Uga tresna tiyang ratri

Bundel tembang di atas mengandung arti/makna:

“Tingkah laku cara berkomunikasi dengan baik itu di latih dari saat masih kecil/masih bayi. Supaya baik dalam berkata dan bertindak. Agar tidak menyebabkan penyakit hati, sehingga harus berkata dengan baik terutama dengan hati kepada orang lain”.

Baca juga: KPPS Berkualitas: Kunci Sukses Penyelenggaraan Pilkada

PADA iii

Urip niku kudu urup

Brayan kalih tiyang ratri

Manfaat ing masyarakat

Aja gumedhe ing ati

Amarga bisa cilaka

Ugi mboten Migunani

Bundelan tembang tersebut mengandung arti/terjemahan :

“Manusia hidup itu harus bermanfaat atau menjadi cahaya bagi orang lain. Salah satunya dengan saling tolong menolong kepada orang lain dan bisa bermanfaat untuk Masyarakat banyak. Namun, jadi manusia janganlah menjadi sombong karena sombong bisa membawa kepada kecelakaan dan sikap sombong tidak pernah bermanfaat dalam hidup”.***

Ditulis oleh Rizki Alfarizi, Pemuda pecinta sastra Jawa dari Desa Purwonegoro Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Dapat dihubungi melalui akun medsos IG: @farizjwra




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *