BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM Literasi tidak lagi hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi telah berkembang menjadi keterampilan berpikir kritis dalam mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara bijak.
Menyadari pentingnya hal tersebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Banjarnegara menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang menyasar guru, pustakawan, serta pegiat literasi.
Kegiatan yang digelar di Aula Niscala, pada Selasa (3/6/2025) ini menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakang keilmuan yang kuat di bidang perpustakaan dan pendidikan.
Ketiga narasumber tersebut yakni Amri Hariri dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Umi Haniati, M.A dari UIN Saizu Purwokerto, serta Sunarto, M.Pd., Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat dari Dinas Pendidikan Banjarnegara.
Fokus utama bimtek kali ini adalah literasi informasi, sebuah kemampuan yang sangat relevan di era digital saat ini.
Dalam paparannya, para Amri Hariri menekankan bahwa literasi informasi bukan hanya soal menemukan data, tetapi lebih pada bagaimana seseorang memahami konteks, mengevaluasi validitas sumber, dan mengolah informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat.
Amri Hariri, juga menyampaikan pustakawan tidak hanya menjadi penjaga koleksi buku, tetapi juga agen literasi informasi yang harus bisa mengajarkan masyarakat cara memilah informasi yang kredibel.
“Pustakawan zaman sekarang harus bisa jadi fasilitator, bukan hanya penyedia bahan bacaan,” tegasnya.
Baca juga: Bedah Buku Babad Gripit: Menggali Sejarah Banjarnegara dan Jejak Penyebaran Islam
Sementara itu, Umi Haniati menekankan bahwa guru harus menjadi role model dalam penggunaan informasi yang akurat dan bertanggung jawab.
“Guru harus mampu mengajarkan siswa untuk tidak asal copas dari internet, tapi menumbuhkan kebiasaan mencari sumber terpercaya dan menyusunnya dalam pemahaman sendiri,” ujarnya.
Kepala Disarpus Banjarnegara, Arief Rahman, mengungkapkan bahwa rendahnya minat baca masyarakat menjadi tantangan tersendiri, namun kegiatan seperti ini menjadi langkah strategis dalam membangun pondasi literasi yang lebih kokoh.
“Tingkat membaca di Banjarnegara masih pas-pasan, tapi lewat pelatihan ini saya lihat ada semangat luar biasa dari para peserta untuk berubah,” ucap Arief.
Literasi informasi menjadi fondasi penting dalam membentuk masyarakat yang tangguh menghadapi banjir informasi dan hoaks.
Baca juga: Ramai dan Penuh Semangat! Bimtek Kepenulisan Budaya Lokal Banjarnegara Jadi Magnet Puluhan Peserta
Guru, pustakawan dan pegiat literasi diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis dan melek informasi.
Dengan terselenggaranya bimtek ini, Banjarnegara menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem pendidikan yang kuat, tidak hanya berbasis buku, tapi juga keterampilan dalam memanfaatkan informasi secara cerdas dan etis.***