Semarang, KABAR-DESAKU.COM – Puluhan mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar kegiatan cek kesehatan gratis di Posyandu RW 02, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, pada Selasa pagi, 3 Juni 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dan pengabdian masyarakat bertajuk “Identifikasi Kearifan Lokal Kelurahan Gedawang dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan”.
Sejak pukul 05.45 pagi, mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan sejumlah fakultas lain sudah bersiap.
Mereka membawa peralatan medis seperti alat pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat (GCU), strip darah, hingga sarung tangan lateks. Semuanya ditata rapi di meja panjang di posko kegiatan sebelum dibawa ke lokasi Posyandu.
Sebelum warga berdatangan, mahasiswa sempat melakukan uji coba alat agar semua berfungsi dengan baik saat digunakan.
Meski suasana santai sempat mewarnai sesi persiapan, para peserta KKN menyadari bahwa akurasi pemeriksaan sangat penting karena angka-angka yang keluar bisa menentukan langkah penting dalam pola hidup warga ke depan.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Pukul 07.30, para mahasiswa bergerak menuju lokasi Posyandu. Para kader posyandu setempat sudah hadir lebih dulu dan menyiapkan ruang pelayanan kesehatan terpadu, mulai dari meja timbang bayi, alat ukur tinggi badan, hingga pendataan dan pembagian makanan tambahan.
Kehadiran para kader ini menjadi pengingat akan peran besar mereka dalam sistem kesehatan masyarakat, meski kerap luput dari perhatian publik.
Tepat pukul 08.00, pintu Posyandu dibuka. Warga mulai berdatangan satu per satu tanpa undangan formal, hanya dengan informasi dari mulut ke mulut.
Seorang bapak menjadi peserta pertama pemeriksaan, yang langsung menanyakan kondisi kolesterolnya.
“Kolesterol saya tinggi nggak, Mbak? Saya soalnya akhir-akhir ini sering pusing dan gampang capek,” ujarnya sambil menyodorkan jari untuk diambil sampel darah.
Hasilnya menunjukkan angka kolesterol sebesar 240 mg/dL. Dengan bahasa yang sederhana dan empatik, mahasiswa menjelaskan kondisi tersebut dan menyarankan perubahan pola makan serta aktivitas fisik ringan.
“Oh, jadi saya harus mulai kurangi gorengan dan lebih banyak jalan kaki ya? Terima kasih, Mbak, saya jadi tahu,” kata sang bapak dengan ekspresi serius namun lega.
Seiring waktu, jumlah warga terus bertambah. Ibu-ibu, bapak-bapak, hingga nenek-nenek ikut antre untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis.
Banyak dari mereka antusias, dan yang luar biasa, mereka memberi kepercayaan penuh kepada mahasiswa untuk menangani pemeriksaan ini.
Ini menjadi bukti kuat bahwa pendekatan personal dan empatik sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan komunitas.
Di meja lain, tim mahasiswa sibuk mencatat hasil pemeriksaan dan mengarsip data secara sistematis. Bayi-bayi pun ikut ditimbang dan diukur tinggi badannya, dengan para kader Posyandu bekerja tanpa jeda.
Menjelang pukul 11.00 siang, kegiatan mulai berakhir dan mahasiswa menyusun serta merekap data sebagai bagian dari laporan kegiatan dan dokumentasi historis.

Sesi foto bersama mahasiswa KKN UNDIP Tim 14 Gedawang dengan masyarakat Gedawang
dalam pemeriksaan Kesehatan gratis bagi warga. (Dok. Rosita)
Program ini merupakan bagian dari hibah pengabdian “Iptek untuk Desa Binaan UNDIP (IDBU)” yang diketuai oleh Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum., dan Drs. M. Hermintoyo, M.Pd., dosen Program Studi S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai jurusan terlibat dalam program yang berlangsung sejak Mei hingga Juni 2025 ini.
Meski hanya berlangsung beberapa jam, kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam. Bagi para mahasiswa, pengalaman ini bukan sekadar tugas akademik, tapi momentum untuk belajar empati, mendengar warga, dan hadir sebagai bagian dari masyarakat.
Baca juga: KKN UNDIP Ajak Siswa SDN 02 Gedawang Lestarikan Permainan Tradisional Lewat Program “Tembang”
Sementara bagi warga, layanan ini menjadi penyadaran penting tentang kondisi kesehatan mereka dan semangat baru untuk menjaga gaya hidup yang lebih baik.
Kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa pengaruh sebuah tetes darah dari ujung jari bisa melahirkan percakapan besar tentang kesehatan, ketimpangan, dan harapan.
Dalam dunia yang serba cepat, mahasiswa UNDIP memilih melambat sejenak untuk hadir, menyapa, dan memberi arti.*** (Imam M, Silvia R.S, Shofia)