KOTA MATARAM, KABAR-DESAKU.COM – Di tengah derasnya arus modernisasi yang kerap menggerus nilai-nilai spiritual, Kota Mataram justru melangkah pasti memperkuat jati dirinya sebagai pusat pendidikan agama.
Komitmen ini kembali ditegaskan lewat dukungan penuh Pemerintah Kota terhadap pembangunan lembaga pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang mengedepankan intelektualitas, spiritualitas, dan pembentukan karakter generasi muda.
Hal tersebut tercermin dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Asrama dan Ruang Belajar Pondok Pesantren Darul Lughah Wat Tahfizh (DALFIZH) yang berlokasi di Lingkungan Mas Mutiara, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB, Selasa (29/04/2025).
Dilansir dari laman resmi Pemkot Mataram, Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, hadir langsung untuk menandai dimulainya pembangunan lembaga yang digadang-gadang akan menjadi benteng moral di tengah tantangan zaman.
“Tempat ini akan menjadi ladang tafakkur fid-din, pusat pendalaman ilmu Islam secara utuh. Ini adalah jawaban atas tingginya kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama berkualitas.
Baca juga: Gunung Kembang Wonosobo: Si Anak Sindoro yang Cantik, Bersih, dan Menantang!
Sekaligus bukti semangat Kota Mataram dalam menebar cahaya ilmu,” tegas Wali Kota Mohan dalam sambutannya.
Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam terhadap semangat gotong royong warga yang ikut menyukseskan pembangunan DALFIZH.
Menurutnya, pesantren ini mencerminkan peran strategis masyarakat dalam membumikan ilmu agama dan melestarikan kearifan lokal.
“Meningkatnya kompetisi antar lembaga pendidikan adalah tantangan nyata. Maka, penting bagi para pengasuh dan tenaga pendidik untuk menjaga mutu agar lembaga ini menjadi pilihan utama masyarakat—tempat ilmu yang dirindukan,” tambahnya.
Tak hanya bicara konsep, Pemerintah Kota Mataram juga menunjukkan komitmen nyata dengan menyerahkan bantuan dana pembangunan sebesar Rp250 juta kepada panitia.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya memperkuat eksistensi pusat-pusat pendidikan agama yang adaptif di tengah perubahan zaman.
Wali Kota juga menyinggung pentingnya integrasi antara sistem pendidikan tradisional pesantren dan pendekatan modern.
Konsep one-five education—yang menghubungkan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi—menjadi gagasan besar agar pesantren tetap relevan dan berdaya saing dalam dunia global.
Baca juga: Momen Bersejarah! Tiga Guru Besar UIN Mataram Resmi Dikukuhkan, Wakil Wali Kota Mataram Pimpin Doa
“Kami percaya, dengan semangat keikhlasan dan sinergi yang kuat, DALFIZH akan menjadi warisan berharga sekaligus benteng spiritual masyarakat Sekarbela,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Mataram, TGH Mujiburrahman, yang juga merupakan pendiri Pondok Pesantren DALFIZH, menegaskan bahwa lahirnya pesantren ini berangkat dari semangat luar biasa masyarakat dalam menghafal Al-Qur’an.
“Alhamdulillah, sudah lebih dari 30 orang dari lingkungan kita yang hafal 30 juz. Sekitar 90 orang lainnya sedang berjuang menyelesaikan hafalannya. Pondok ini akan menjadi tempat mereka memperdalam dan mengamalkan ilmunya,” ujarnya penuh semangat.
TGH Mujiburrahman menambahkan, DALFIZH akan memfokuskan pembelajaran pada tahfizh Al-Qur’an dan penguasaan bahasa Arab, sebagai pondasi utama membentuk generasi berilmu dan berakhlak mulia.
“Insya Allah, tempat ini akan menjadi rumah bagi para pencari ilmu, tempat untuk mengaji, memahami, dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata,” tutupnya.***