KABAR-DESAKU.COM – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan maraknya permainan elektronik, permainan tradisional seperti gobak sodor mulai tergerus zaman.
Padahal, permainan ini bukan hanya bagian dari warisan budaya bangsa, tetapi juga menyimpan banyak manfaat bagi perkembangan fisik, mental, dan sosial anak-anak.
Permainan ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram, dan banyak dimainkan anak-anak di pedesaan yang memiliki halaman cukup luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, permainan ini sudah mulai jarang dimainkan anak-anak.
Mereka lebih memilih permainan lain, khususnya game online yang banyak tersedia di internet, yang dianggap lebih praktis, karena tidak perlu menguras tenaga.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Apa Itu Gobak Sodor?
Gobak sodor, yang juga dikenal di beberapa daerah sebagai galah asin, merupakan permainan tradisional yang biasa dimainkan secara berkelompok oleh anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.
Permainan ini dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang yang dibagi menjadi beberapa petak, dengan dua tim yang saling berhadapan.
Satu tim bertugas menjaga garis dan menghalangi lawan melintasi garis tersebut, sementara tim lawan berusaha melewati penjaga untuk kembali ke garis awal tanpa tersentuh.
Permainan ini mengandalkan strategi, kecepatan, ketangkasan, dan kerja sama tim, sehingga sangat menantang dan menyenangkan untuk dimainkan.
Baca juga: Isi Liburan, Anak Desa Lakukan 5 Permainan Tradisional Ini Selain Menghibur Asyik Dimainkan
Manfaat Gobak Sodor bagi Anak-Anak
Permainan Gobak Sodor mengandung filosofi yang cukup mendalam, yakni dapat melatih jiwa sportifitas dalam suatu permainan, melatih ketrampilan, penerapan strategi yang tepat, dan kecepatan, serta kekompakan dalam tim.
Adapun manfaat dari permainan gobak sodor antara lain:
1. Melatih Ketangkasan dan Koordinasi Gerak
Gobak sodor membutuhkan kelincahan dan reaksi cepat. Anak-anak akan bergerak, melompat, berlari, dan menghindar—aktivitas fisik yang sangat baik untuk perkembangan motorik kasar.
2. Menumbuhkan Semangat Kerja Sama Tim
Karena permainan ini dilakukan secara berkelompok, anak-anak belajar pentingnya kerja sama, komunikasi, dan strategi untuk mencapai kemenangan.
3. Mengasah Strategi dan Konsentrasi
Selain fisik, permainan ini juga melatih otak. Anak harus bisa membaca gerakan lawan, menentukan kapan harus maju atau mundur, serta menjaga fokus sepanjang permainan.
4. Mengurangi Ketergantungan pada Gadget
Dengan memainkan gobak sodor, anak-anak bisa bersosialisasi langsung dengan teman-temannya, menjauh dari layar gadget, dan menikmati permainan yang lebih aktif dan sehat.
5. Mewariskan Nilai Budaya dan Tradisi
Gobak sodor adalah bagian dari identitas budaya Indonesia. Memainkannya berarti turut menjaga warisan leluhur dan mengenalkannya pada generasi muda agar tidak punah ditelan zaman.
Baca juga: Serunya Permainan Kelapa Pusing! Anak Desa Adipasir Tinggalkan Gadget demi Mainan Lawas
Upaya Pelestarian Gobak Sodor
Pelestarian gobak sodor perlu didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah, sekolah, komunitas, hingga orang tua. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Integrasi dalam Kurikulum Sekolah
Sekolah dapat menjadikan gobak sodor sebagai bagian dari kegiatan olahraga atau ekstrakurikuler, terutama di tingkat SD dan SMP.
2. Festival Permainan Tradisional
Pemerintah daerah dan komunitas budaya bisa menggelar festival atau lomba permainan tradisional sebagai sarana promosi dan pelestarian.
3. Pemanfaatan Media Sosial
Promosi permainan tradisional melalui media sosial dapat menarik perhatian anak muda dan membangkitkan kembali minat terhadap permainan seperti gobak sodor.
4. Peran Keluarga dan Lingkungan
Orang tua dan masyarakat juga bisa mengenalkan gobak sodor saat berkumpul atau dalam kegiatan bermain bersama anak-anak di lingkungan tempat tinggal.
Baca juga: Mengenal Desa Wisata di Jogja: Alternatif Liburan yang Penuh Nilai Budaya dan Keceriaan Keluarga
Gobak sodor bukan sekadar permainan lama yang patut dikenang, tetapi juga alat edukasi yang menyenangkan dan mendidik.
Mari kita bersama-sama menghidupkan kembali permainan tradisional dari desa ini agar anak-anak masa kini tetap bisa merasakan keceriaan masa kecil yang sehat, aktif, dan penuh nilai kebersamaan.***