PURBALINGGA, KABAR-DESAKU.COM – Pegiat media sosial Banjarnegara Man Yayo bersama rombongan melakukan napak tilas perjalanan dakwah Syekh Jambu Karang, tokoh spiritual sekaligus penyebar Islam yang melegenda di wilayah timur Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Acara napak tilas perjalanan dakwah Syekh Jambu Karang yang dilaksanakan pada hari Kamis (12/6/2025) diikuti oleh empat orang lainnya. Diantaranya Indra Hari Purnama, Founder Rumah Baca Purnama, penulis dan pegiat literasi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari menggabungkan nilai sejarah, budaya, dan spiritual. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, dan bentuk terima kasih “piwulang” (red= ajaran) Islam di sekitar Purbalingga oleh Syekh Jambu Karang.
Baca juga: Petilasan Ardi Lawet: Warisan Tradisi dan Budaya Spiritual dari Lereng Timur Purbalingga
“Ini bukan sekadar jalan kaki, tetapi perjalanan batin untuk mengenang jejak dakwah dan laku spiritual Syekh Jambu Karang yang telah membawa Islam masuk ke wilayah ini dengan cara damai dan penuh kearifan,” ujar Man Yayo.
Menyusuri Jejak Sejarah
Lereng Gunung Panungkulan, tempat awal Syekh Jambu Karang melakukan semedi dan bertemu dengan Syekh Atas Angin, seorang ulama dari Arab yang kemudian menjadi mertua dan gurunya.
Setelah menerima ajaran Islam, Jambu Karang mengganti nama dan mulai menyebarkan dakwah ke pelosok wilayah Banyumas bagian timur.
Selama perjalanan, peserta diajak berhenti di beberapa titik bersejarah. Di setiap lokasi, juru kunci memberikan penjelasan tentang nilai-nilai yang diwariskan Syekh Jambu Karang, terutama pentingnya laku hidup bersih, jujur, dan rendah hati.
Baca juga: Petilasan Nyai Bagelen: Jejak Leluhur dan Larangan Unik di Purworejo
Doa Bersama
Setibanya di Petilasan Ardi Lawet, peserta melakukan doa bersama di sekitar makam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Syekh Jambu Karang.
Dalam kesempatan yang sama, Indra Hari Purnama mengatakan suasana khidmat terasa kental, diiringi lantunan tahlil dan kisah sejarah dakwah beliau.
“Acara ini juga menjadi sarana edukasi budaya agar mengenal tokoh besar dari daerahnya sendiri. Syekh Jambu Karang adalah contoh penyebar Islam yang menghormati budaya lokal,” tutur Indra.
Potensi Wisata Budaya dan Religi
Tradisi napak tilas ini juga menarik perhatian peziarah dari luar kota seperti Tegal, Pemalang, hingga Cirebon, yang diyakini masih memiliki garis keturunan dari Syekh Jambu Karang.
Pemerintah desa dan tokoh masyarakat berencana mengembangkan jalur napak tilas ini sebagai bagian dari paket wisata religi dan budaya di Purbalingga.***