BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM – Momen tak biasa terjadi di pertemuan ketiga Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan yang digelar Kamis (26/6/2025) di Aula NIcsala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Banjarnegara.
Seorang peserta membawakan tulisan tentang makanan tradisional “ondol-ondol” lengkap dengan kudapan aslinya dalam kemasan siap jual. Tak hanya menulis, ia juga menyajikan cita rasa khas Banjarnegara secara langsung di hadapan peserta dan narasumber.
Kreativitas ini menjadi sorotan dalam sesi evaluasi naskah yang merupakan inti kegiatan pada pertemuan ketiga tersebut.
Selain mengevaluasi hasil tulisan, peserta juga mendapatkan motivasi pasca-bimtek agar tetap produktif dan menjadikan menulis sebagai bagian dari keseharian.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Tiga narasumber hadir memberikan bimbingan dan arahan, yakni Indra Hari Purnama, Muji Prasetyo, dan Heni Purwono.
Mereka mengajak peserta untuk terus menulis, memperluas wawasan, dan menjadikan tulisan sebagai sarana membangun budaya literasi di Banjarnegara.

Sesi foto bersama Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan konten budaya lokal
Kepala Disarpus Banjarnegara, Arief Rahman, memberikan apresiasi atas semangat dan kreativitas para peserta.
Ia berharap pelatihan ini mampu melahirkan penulis-penulis hebat yang mampu mengangkat potensi lokal melalui karya-karya inspiratif.
“Semoga dari bimtek ini lahir penulis-penulis andal yang membawa harum nama Banjarnegara,” tuturnya.
Baca juga: Ramai dan Penuh Semangat! Bimtek Kepenulisan Budaya Lokal Banjarnegara Jadi Magnet Puluhan Peserta
Sementara itu, Indra Hari Purnama dalam pemaparannya menekankan pentingnya memperbanyak penulis di Banjarnegara. Ia meyakini, meningkatnya jumlah penulis akan mendorong minat baca masyarakat.
“Untuk bisa menulis dengan baik, seseorang harus membaca banyak. Semakin banyak referensi yang dibaca, maka semakin berkualitas pula tulisannya,” tegasnya.
Pertemuan ketiga bimtek ini menjadi refleksi sekaligus pemantik semangat, bahwa menulis bukan hanya tentang menuangkan ide, tetapi juga tentang menghidupkan budaya, memajukan ekonomi lokal, dan membangun identitas daerah melalui literasi.***