Rendahnya Minat Baca di Indonesia Menjadi Tantangan di Era Digital

KABAR-DESAKU.COM – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam hal literasi, terbukti dari data UNESCO yang menunjukkan bahwa hanya 0,01 persen dari populasi yang benar-benar memiliki minat baca.

Dengan kata lain, dari seribu orang, hanya satu yang meluangkan waktu untuk membaca dengan serius. Rendahnya minat baca ini semakin memprihatinkan di tengah arus deras penggunaan media sosial yang cenderung menggeser kebiasaan membaca.

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. Informasi tersebar dengan cepat, namun sayangnya sering kali tidak diserap secara utuh.

Baca Juga: Timnas Indonesia Siap Lakoni Dua Laga Tandang Penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Banyak pengguna media sosial yang hanya membaca sekilas tanpa benar-benar memahami konteks informasi yang diterima.

Ini disebabkan oleh sifat multitasking yang melekat dalam penggunaan berbagai platform secara bersamaan. Alhasil, alih-alih menambah wawasan, pengguna justru terjebak dalam kebiasaan membaca secara dangkal.

Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial kini menjadi sumber utama informasi bagi banyak orang, terutama generasi muda.

Namun, fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena mayoritas orang lebih tertarik menghabiskan waktu di media sosial ketimbang membaca buku atau artikel yang semakin marak bersliweran secara online.

Baca Juga: Grebeg Maulud: Adat dan Istiadat dari Karaton Surakarta Hadiningrat Terus Lestari untuk NKRI

Literasi digital, dalam hal ini, sangat diperlukan agar masyarakat dapat memanfaatkan media sosial dengan bijak dan tidak mudah terjebak dalam penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan.

Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan setiap orang menjadi produsen dan konsumen informasi secara bersamaan, kemampuan literasi digital yang kuat sangat dibutuhkan.

Literasi digital bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis di dunia maya, tetapi juga mencakup kemampuan untuk memilah informasi yang relevan dan akurat, serta menjaga etika dalam berkomunikasi.

Peningkatan kesadaran literasi di tengah masyarakat diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang sehat dan harmonis.

Ini penting untuk mendorong masyarakat menjadi lebih kritis dalam mengolah informasi dan terhindar dari potensi konflik serta kekerasan yang sering terjadi di dunia maya.***




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *