Tabur Janji di Pemilu 2024, Anwar Hafid Dituntut Konsisten Perjuangkan Aspirasi Rakyat Sulteng Sebagai Anggota DPR RI 2024-2029 (Jilid 33)

Morowali, KABAR-DESAKU.COM – Janji kampanye Anwar Hafid pada Pemilu 2024 lalu, khususnya di Dapil beliau untuk kembali mendapatkan jabatan sebagai Anggota DPR RI, tentu saja masih terngiang-ngiang di telinga masyarakat Morowali dan sekitarnya.

Menyalurkan suara dan memilih calon dari Partai Demokrat adalah dorongan kuat dari Anwar Hafid saat kampanye di Pemilu Legislatif 2024 lalu.

Dan pastinya dengan segala janji yang sangat muluk untuk menempatkan dirinya kembali menjadi legislator di senayan, apapun dilakukan Anwar Hafid agar para pemilih memilihnya kembali.

Dan ternyata, keinginannya untuk kembali menjadi Anggota DPR RI Periode 2024-2029 kembali terkabul.

Hal itu ditandai dengan perolehan suaranya yang mencukupi untuk kembali membawa aspirasi masyarakat Sulawesi Tengah di DPR RI.

Baca juga: KPP Edwin Soeryo Putrakusumo: Senang dan Terharu Bisa Hadir Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di IKN

Dan secara hakikat, Anwar Hafid harus memahami dengan hati dan akal sehatnya, bahwa ia telah kembali dipercayakan untuk menjalani keanggotaannya sebagai Wakil Rakyat Sulawesi Tengah di DPR RI.

Menariknya, ketika kepercayaan pemilih di Dapil keterpilihan Anwar Hafid sebagai anggota DPR RI 2024-2029 belum sama sekali ditindaklanjuti bahkan belum dilantik sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029, serta merta Anwar Hafid seolah-olah lupa sehingga mengabaikan janji-janjinya di Pemilu Legislatif lalu dan kini malah kembali memberikan angin surga dengan mengumandangkan dirinya sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah.

Memang, kenaifan seperti halnya yang dilakukan oleh Anwar Hafid tersebut, dengan beretorika menyebut berbagai macam janji manis partai politik (Parpol) diberikan agar menarik simpati masyarakat sebagai pemilih, adalah kisah manis keoputurnisan para politisi yang tidak menempatkan hati dan akal sehatnya sesuai janji-janji manisnya.

Dalam hal ini, masyarakat diminta agar cerdas menyikapi tawaran dari partai politik yang mengusung calon di arena pilgub Sulteng, demi mencari massa untuk kepentingan sendiri.

Baca juga: HUT RI Momentum Penanaman Nasionalisme Pada Anak Sejak Usia Dini

Analisis yang bisa dikedepankan adalah tidak berperannya partai politik (Parpol) dalam menjalankan ideologi sehingga muncul politikus-politikus yang suka menebar janji.

Model seperti yang dilakoni Anwar Hafid ini tersebar dari partai nasionalis hingga agamais, di samping hilangnya ideologi partai politik dalam mengawasi peran kader berpolitik juga karena lemahnya kaderisasi yang terjadi pada partai politik.

Dengan demikian, menurut hemat penulis, dapat dikatakan adanya keterhubungan antara peran parpol terhadap perilaku para kader atau politikus.

Jika kita membicarakan penyakit yang sedang diidap para politikus khususnya geliat dan gaya berpolitiknya Anwar Hafid, adalah dengan melihat apakah ada obat yang diberikan para politikus ini di tengah citra busuk yang tersemat.

Hanya berkekuatan moral, berkali-kali pastinya Anwar Hafid mendatangi masyarakat dan kembali memberikan janji-janji manis ingin mensejahterakan rakyat demi perihal pencalonannya sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah, dengan melupakan manisnya janji yang ditaburkan olehnya agar dipilih kembali sebagai wakil rakyat saat kampanye pemilu 2024 lalu.

Baca juga: Semua Lulusan Terbaik Wisuda Untad ke-125, Dapatkan Beasiswa S2 Hingga ke Luar Negeri dari Ahmad Ali

Namun saat terpilih, semua janji itu melayang seakan tidak ada janji-janji sebelumnya yang telah dia ucap sebagai calon Anggota DPR RI.

Pada saat ada calon pemimpin berkampanye meminta agar dipilih masyarakat mengangkat suara agar janji dipenuhi dahulu sebelum pemilihan dilaksanakan untuk menghindari kejadian-kejadian sebelumnya yang melupakan akan janji ketika mereka sudah terpilih.

Kemudian, apabila pemimpin itu sudah berusaha menepati janjinya namun, tidak berhasil karena banyak faktor luar yang terjadi.

Hal ini seringkali terjadi, seorang calon pemimpin memberi jani-janji semata-mata hanya untuk dipilih tujuannya meraih simpati agar orang memilihnya.

Salah satunya iming-iming menyelesaikan masalah dalam perbaikan jalan dalam waktu yang cukup singkat namun hal tersebut tak kunjung selesai juga.

Menghadapi janji politik seperti itu masyarakat semestinya sadar bahwa tidak seharusnya percaya akan janji-janji tersebut karena bisa saja hal tersebut hanya berkekuatan moral semata.

Baca juga; Dunia Ini Hanya Sementara Kawan! Gus Baha: Koyo Mung Mampir Ngombe

Artinya kita hanya bisa menunggu bukti dari janji tanpa bisa menuntut kepengadilan atas hak yang telah mereka ucap sebagai janji.

Dilain pihak, jika Anwar Hafid memiliki hati nurani tentu berpikir seribu kali sebelum mengucap janji apakah mereka bisa menepati ketika mereka sudah duduk diatas.

Artinya, jangan belum apa-apa menyelesaikan amanah rakyat sebagai anggota DPR RI terpilih 2024-2029, lantas dengan seenaknya masih meminta dipilih menjadi Gubernur Sulawesi Tengah.

Baca juga: Gelisah Dengan Lambannya Pemprov Sulteng Tangani Infrastruktur, Ahmad Ali Tekankan Pentingnya Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan (Jilid 31)

Jika hal ini berkelanjutan, Anwar Hafid juga akan rugi karena kehilangan kepercayaan dari masyarakat, sekaligus dihantui perasaan gagal dengan mengabaikan janjinya.

Artinya apa, dengan rekam jejak Anwar Hafid selama ini yang sudah sangat baik dalam menyelesaikan amanah yang diembannya sesuai periodesasi yang dilakoninya, sudah sangat berjalan baik.

Dan kini jika berjanji kembali tanpa menjalankan amanah rakyat Sulawesi Tengah sebagai anggota DPR RI terpilih 2024-2029, maka maupun menerima janji sebaiknya memahami makna ”Pertama-tama kita tidak perlu percaya pada janji-janji”.

Dunia ini penuh dengan janji-janji akan keselamatan abadi, kekayaan, juga cinta tak terbatas.

Tidak sedikit orang-orang seperti Anwar Hafid berpikir mereka bisa menjanjikan apa saja agar orang lain percaya begitu saja apapun yang menjamin masa depan mereka lebih baik.

Begitupun dengan Anwar Hafid yang memberi janji pada pemilu 2024 lalu tapi tak dapat menepati hingga akhirnya kemudian akan merasa tak berdaya dan frustasi dan nasib yang sama juga menanti orang-orang yang percaya akan janji-janji seperti itu.

Baca juga: Kreatif dan Inovatif! Desa Sered dan Pagelak Dilatih Produksi Video Pembelajaran Berkualitas

Dengan adanya janji manis yang dilontarkan para calon bakal pemimpin di Sulawesi Tengah dengan gaya dan model yang disampaikan Anwar Hafid, sebaiknya sebagai pemilih jangan mau menjadi obyek yang diperdaya.

Tetapi sebagai pemilih yang cerdas kita harus bisa memastikan apa yang diucapkan peserta pemilu adalah suatu yang realistis.***

BERSAMBUNG

Ditulis Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *