SUMEDANG, KABAR-DESAKU.COM – Tahu Sumedang bukan sekadar makanan ringan yang gurih dan renyah. Di balik potongannya yang sederhana, tersimpan cerita panjang tentang kekuatan ekonomi lokal dan peran penting UMKM dalam menghidupkan denyut perekonomian Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Sejarah Tahu Sumedang berawal dari resep tahu ala Tionghoa yang diperkenalkan oleh Ong Kino pada tahun 1917.
Dengan bahan baku lokal dan teknik pengolahan sederhana, tahu ini lambat laun menjadi favorit warga Sumedang dan sekitarnya.
Seiring waktu, banyak warga yang mulai memproduksi tahu secara mandiri, menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian utama.
Kini, industri tahu di Sumedang didominasi oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dengan modal terbatas dan peralatan sederhana, para produsen tahu mampu menciptakan produk berkualitas yang tidak hanya laris di pasar lokal, tetapi juga merambah berbagai kota besar di Indonesia.
Baca juga: Lima Ide Usaha Kecil-Kecilan di Desa: Dari Pengangguran Jadi Pengusaha
UMKM Tahu dan Penyerapan Tenaga Kerja
Usaha tahu Sumedang tidak hanya menghidupkan dapur keluarga, tetapi juga menjadi penggerak lapangan kerja.
Setiap unit produksi tahu besar maupun kecil, biasanya mempekerjakan warga sekitar, baik sebagai pengolah, pengemas, pengantar, maupun penjual.
Industri tahu Sumedang ini memiliki berkontribusi pada beberapa sektor seperti:
-
Penyerapan ribuan tenaga kerja di sektor informal
-
Pertumbuhan usaha pendukung seperti penggilingan kedelai, pemasok kayu bakar/gas, dan penjual pelengkap (lontong, cabai rawit, plastik kemasan)
Dengan rantai produksi yang melibatkan banyak pihak, tahu Sumedang telah menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang saling terhubung dan menguntungkan.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Dari Jalanan ke Pasar Digital
Dalam perkembangannya, pelaku UMKM tahu Sumedang juga mulai beradaptasi dengan era digital.
Banyak produsen yang kini menjual produknya melalui media sosial, marketplace, dan aplikasi lokal.
Beberapa bahkan telah mendaftarkan merek dagangnya dan memiliki sertifikasi halal untuk memperluas pasar.
Tidak hanya tahu goreng, para pelaku usaha juga mulai berinovasi:
- Tahu krispi kemasan
- Tahu isi aneka rasa
- Tahu beku (frozen food) yang bisa dikirim antar kota
Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa UMKM tahu Sumedang memiliki potensi tumbuh menjadi industri kreatif berbasis pangan lokal.
Bagi wisatawan, Tahu Sumedang adalah oleh-oleh wajib saat berkunjung. Keberadaan sentra tahu di pinggir jalan nasional, di terminal, hingga di rest area membuat produk ini sangat mudah dijangkau.
Baik secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan omzet UMKM dan daya beli masyarakat lokal, terutama pada musim liburan.
Baca juga: 9 Ide Bisnis Di Desa, Nomor 8 dan 9 Jarang Dilakukan
Lebih dari itu, Tahu Sumedang telah menjadi identitas daerah. Produk ini membawa nama Sumedang ke tingkat nasional, bahkan menjadi simbol keberhasilan UMKM lokal yang mampu bertahan di tengah persaingan global.
Tahu Sumedang adalah contoh nyata bagaimana kuliner tradisional dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat. Dengan sentuhan inovasi, semangat kewirausahaan, dan dukungan pemerintah daerah, industri tahu Sumedang terus tumbuh dan menjadi kebanggaan masyarakat.***
One thought on “Tahu Sumedang: Legenda Kuliner Penggerak Ekonomi Rakyat”