BANJARNEGARA, KABAR-DESAKU.COM – Setiap memasuki 1 Suro atau 1 Muharram dalam kalender Hijriyah, masyarakat Jawa memiliki cara unik dalam menyambut tahun baru Islam.
Salah satu tradisi sakral yang masih lestari hingga kini adalah “Ruwat Bumi” atau “Ruwatan Suro.”
Tradisi ini tidak sekadar seremoni, tetapi merupakan perpaduan spiritualitas, budaya, dan rasa syukur atas limpahan rezeki dari bumi, sekaligus doa untuk keselamatan di tahun yang akan datang.
Di berbagai daerah, peringatan 1 Suro sering dirayakan dengan ritual ziarah, doa bersama, selamatan, hingga pertunjukan wayang kulit.
Di balik kemeriahan tersebut, tersimpan pesan kearifan lokal yang mengajarkan manusia untuk senantiasa menjaga harmoni dengan alam dan Sang Pencipta.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Masyarakat Desa Cendana, Kecamatan Banjarnegara, menggelar tradisi Ruwat Bumi dalam rangka menyambut 1 Suro, Jumat (27/6/2025).
Kegiatan yang berlangsung meriah di lapangan desa ini turut dihadiri oleh Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, serta Forkompincam dan Kepala Desa Cendana.
Rangkaian acara dimulai pada malam 1 Suro dengan kegiatan Cendana Bersolawat, dilanjutkan keesokan harinya dengan ziarah ke makam para perangkat desa.
Acara berlanjut dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Bupati, diikuti seluruh unsur masyarakat dan pemerintahan desa.
Kegiatan ditutup dengan makan tumpeng bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Baca juga: Pangeran Edwin Soeryo Hadiri Kirab Pusaka 1 Suro Dal 1959 di Puro Mangkunegaran Surakarta
Pada malam harinya, suasana desa semakin semarak dengan pertunjukan Wayang Kulit semalam suntuk oleh dalang Yakut Jedher yang membawakan lakon Wahyu Kamulyan.
Penampilan ini turut dimeriahkan oleh kehadiran bintang tamu Ciblek, yang semakin memikat perhatian warga.
Tusro, Kepala Desa Cendana, menyatakan bahwa tradisi ini menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan dan kekompakan warga.
“Kegiatan ini mencerminkan naluri budaya yang tidak boleh dilupakan. Kita harus terus menjaga dan melestarikannya untuk kejayaan Desa Cendana yang gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.
Bupati Amalia Desiana mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk kearifan lokal yang bernilai luhur.
Ia berharap, melalui Ruwat Bumi ini, Desa Cendana semakin diberkahi dan hasil buminya melimpah.
Baca juga: Tradisi Ruwat Bumi Desa Masaran Bikin Haru! Tiga Gunungan Terbaik Dapat Hadiah Spesial
“Tradisi seperti ini sangat baik untuk mempererat tali silaturahmi serta menjadi ladang pahala,” ungkap Bupati Amel.
Melalui Ruwat Bumi Sambut 1 Suro, masyarakat Cendana tidak hanya merayakan awal tahun Hijriyah, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai gotong royong, rasa syukur, dan doa bersama demi keberkahan desa di masa mendatang.***