Banjarnegara, KABAR-DESAKU.COM – Kajian Sabtu sore (10/8/2024) Masjid Roudlotul Huda Dusun Cikura Desa Luwung Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah kali ini menghadirkan ustadz Naseeh Nasrulloh.
Mengawali kajian Ustadz Naseeh Nasrulloh mengajak para jamaah untuk bersyukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.
Selain itu ustadz Naseeh Nasrulloh juga mengingatkan kepada jamaah agar mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memerdekakan bangsa Indonesia.
Materi kajian Sabtu Sore Masjid Roudlotul Huda Dusun Cikura Desa Luwung kali ini Ustadz Naseeh Nasrulloh membacakan kitab Nashoihul ‘ibad.
Pada kesempatan tersebut Ustadz Naseeh Nasrulloh menukil sebuah pesan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul ‘Ibad.
يَا أَبَا ذَرٍّ، جَدِّدِ السَّفِيْنَةَ فَإِنَّ اْلبَحْرَ عَمِيْقٌ، وَخُذِ الزَّادَ كَامِلاً فَإِنَّ السَّفَرَ بَعِيْدٌ، وَخَفِّفِ اْلحِمْلَ فَإِنَّ العَقَبَةُ كَئُوْدٌ، وَأَخْلِصِ اْلعَمَلَ فَإِنَّ النَاقَدَ بَصِيْرٌ
“Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam; ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh; ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti.”
(Kitab Nashoihul Ibad karya : Syekh Imam Nawawi al-Bantani/Imam Nawawi).
Maksud dari hadits tersebut di atas tentu tidak saja hanya untuk Abu Dzar saja, melainkan wasiat untuk umat Islam secara umum.
Ada empat pesan yang disampaikan dalam hadits tersebut.
Baca juga: Kajian Kitab Safinatun Najah Desa Adipasir: Mengupas Tasyahud dalam Sholat
Pertama, perbaharuilah kapalmu mengandung maksud agar senantiasa meluruskan niat.
Dengan meluruskan niat maka apa yang diperbuat semata-mata lillah (hanya untuk Allah).
Selain itu kata perbaharuilah kapalmu juga dapat dimaknai untuk selalu bersahadat.
Karena bisa jadi ada perkataan atau perbuatan yang tidak disengaja namun mengandung unsur kemurtadan.
Kedua, ambilah bekal yang cukup karena perjalanan jauh, mengandung maksud bahwa dunia ini hanya persinggahan dan tujuan akhir adalah akhirat.
Untuk menunjang akhirat dan selamat di sana, maka bawalah bekal iman dan amal shaleh.
Hanya dengan bekal tersebut insya Allah manusia akan selamat dalam menggapai ridho Allah SWT.
Ketiga, ringankan beban bawaan, kalimat tersebut mengandung maksud agar umatnya tidak cinta dunia.
Ringankan beban dapat diartikan pula agar manusia semakin melepaskan kemelekatannya terhadap dunia (baik dalam bentuk materi maupun non materi anak dan pasangannya).
Bukan berarti umat Islam tidak boleh berharta, namun mendudukkan harta sebagai alat dalam menggapai ridho Allah SWT.
Menjadikan dunia sebagai sarana menggapai kehidupan akhirat dan menghilangkan kemelekatan terhadap dunia dalam hatinya.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Nabi Musa.
Nabi Musa memberikan nasehat tentang cinta dunia, sebagai berikut;
حب الدنيا راس كل خطئاة
“Cinta dunia sebagai pangkal segala kejahatan”
Keempat, agar senantiasa ikhlas dalam beribadah dan beramal shaleh.
Pada bagian keempat ini, ustadz Naseeh Nasrulloh memberikan ciri-ciri orang yang ikhlas.
Diantaranya tetap sama ketika dipuji maupun dicaci, tidak pernah mengingat-ingat amal, dan tidak mengungkit-ungkit perbuatan baiknya.
Baca juga: Golkar Resmi Dukung Ahmad Ali-Abdul Karim di Pilkada Sulteng
Ciri tersebut berfungsi untuk mengukur diri sendiri, sejauh mana tingkat keikhlasannya.
Apa yang disampaikan oleh Ustadz Naseeh Nasrulloh pada kajian Sabtu Sore di masjid Roudlotul Huda Dusun Cikura Desa Luwung Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah sore tadi setidaknya mengingatkan umat Islam agar tidak cinta dunia.
Diakhir pertemuan Ustadz Naseeh Nasrulloh menegaskan kembali bahwa cinta dunia adalah pangkal dari segala kejahatan.***
