GUNUNGKIDUL, KABAR-DESAKU.COM – Upaya pelestarian budaya lokal kembali digaungkan melalui sebuah perhelatan istimewa yang digelar Komunitas Seni dan Budaya Gundala Gunungkidul.
Bertempat di kompleks Sumur Soka, Padukuhan Jogoloyo, Kalurahan Duwet, Kabupaten Gunungkidul, Senin (7/7/2025), masyarakat disuguhi pagelaran Wayang Topeng Duwet yang dikemas apik bersama peluncuran film dokumenter bertema pelestarian budaya.
Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kembali kesenian tradisional yang telah eksis lebih dari dua abad kepada generasi muda.
Dibalut nuansa lokal yang kental, ratusan warga memadati lokasi acara yang berlangsung sejak sore hingga malam hari.
Ketua Komunitas Gundala, Albertus Juwang, menegaskan bahwa Wayang Topeng Duwet bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan warisan filosofi hidup yang telah mengakar dalam budaya masyarakat setempat.
Baca juga: 10 Ide Usaha Sampingan di Desa yang Menjanjikan dan Mudah Dimulai
“Pagelaran ini bukan hanya soal melestarikan seni, tapi membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya merawat identitas budaya mereka. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap lupa,” ujar Juwang saat ditemui di sela acara.
Ia menjelaskan, Komunitas Gundala berupaya menciptakan ruang baru bagi kesenian ini agar tak hanya tampil di panggung tradisional, tapi juga bisa diakses melalui film dan platform digital.
“Film dokumenter yang kami luncurkan hari ini diharapkan menjadi medium edukatif sekaligus alat dokumentasi yang hidup. Harapannya, anak-anak muda bisa lebih tertarik mengenal dan mencintai seni tradisional,” tambahnya.
Apresiasi Pemerintah dan Dukungan Masyarakat
Lurah Kalurahan Duwet, Warsito, mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas dedikasi Komunitas Gundala yang secara konsisten menghidupkan kembali Wayang Topeng Duwet.
Ia menyebutkan bahwa kesenian ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintah sejak tiga tahun lalu.
“Kami sangat mengapresiasi semangat dan kreativitas para dalang muda ini. Film dokumenter yang mereka produksi akan menjadi bukti sejarah yang bermanfaat bagi pendidikan dan pelestarian budaya lokal,” ujar Warsito.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, yang hadir langsung dalam acara tersebut, menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah kabupaten terhadap pelestarian budaya daerah.
Baca juga: Tradisi Bersih Desa di Serut Gunungkidul, Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya
“Wayang topeng bukan sekadar tontonan, tetapi tatanan ajaran hidup. Di balik setiap karakter dan lakon, terkandung nilai-nilai luhur tentang kepribadian, perjuangan, dan kebaikan,” kata Joko dalam sambutannya.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini harus terus digalakkan untuk membentengi generasi muda dari lunturnya nilai-nilai kebangsaan akibat arus globalisasi.
“Pelestarian budaya adalah bentuk nyata menjaga jati diri bangsa. Semoga pagelaran ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam melestarikan kekayaan tradisinya masing-masing,” tegasnya.
Kolaborasi Seni dan Media Digital
Pagelaran ini tidak hanya menampilkan lakon-lakon klasik Wayang Topeng Duwet, tetapi juga menampilkan dokumentasi proses kreatif para dalang muda, sesi bincang budaya, serta pemutaran film dokumenter berdurasi 30 menit yang disutradarai oleh tim kreatif Komunitas Gundala.
Baca juga: Sedekah Laut di Pantai Baron: Tradisi Sakral Menjaga Budaya dan Majukan Wisata Gunungkidul
Film tersebut mengisahkan perjalanan sejarah Wayang Topeng Duwet, filosofi di balik setiap karakter topeng, serta perjuangan generasi muda dalam merawat warisan leluhur melalui pendekatan kreatif dan digital.
Acara ini ditutup dengan penampilan kolaborasi antara dalang muda dan pengrawit senior, yang sukses memukau penonton dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, tokoh masyarakat, hingga wisatawan lokal.***

























