BANDUNG, KABAR-DESAKU.COM – Lebih dari sekadar agenda budaya, gerakan Bandung Kota Cerita hadir sebagai ruang kolaboratif untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika melalui gotong royong, solidaritas, dan pertukaran budaya.
Melansir laman resmi Pemkot Bandung Rabu (18/6/2025), program ini mengajak warga Kota Bandung untuk menuturkan cerita mereka sendiri sebagai bagian dari sejarah kota.
“Kita ingin program ini punya sense of belonging. Ini bukan hanya tentang Bandung yang diceritakan, tapi Bandung yang hidup dalam cerita warganya,” ujar Farhan, salah satu penggagas program.
Peluncuran program ini dimulai dengan gelaran CERITAFest: CERITA BANDUNG #1, yang akan digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Microlibrary Asia Afrika, Jalan Alun-alun Timur.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Modal Kecil di Desa: Peluang Besar dari Dapur Sendiri
Dengan tema “Merayakan Keberagaman Cerita dan Memperkuat Ikatan Komunitas”, festival ini menyuguhkan empat agenda utama:
1. Pameran Foto, Video, dan Film Dokumenter Sejarah Bandung
Menampilkan visualisasi sejarah dan kisah warga dari masa ke masa, menghidupkan memori kolektif kota melalui medium visual.
2. Duta CERITA Showcase
Penampilan karya naratif dari peserta pelatihan Duta CERITA yang menyuarakan kisah personal dan komunitas.
3. Story of Us
Diskusi panel interaktif bersama tokoh komunitas, pemimpin opini, dan warga yang berbagi inspirasi dan sudut pandang.
Baca juga: Thee Huis Gallery, Galeri Seni Eksklusif di Bandung dengan Nuansa Sejuk Alami
4. Lingkar CERITA Bandung
Sesi berbagi cerita terbesar di Bandung yang mempertemukan lintas generasi dan latar belakang dalam dialog inklusif.
Berlanjut dengan CERITA Pustaka: Aktivasi Komunitas di Ruang Publik
Setelah festival utama, gerakan ini akan dilanjutkan melalui program CERITA Pustaka, berupa rangkaian kegiatan di ruang publik yang berlangsung setiap minggu dari Juli hingga Agustus 2025.
Program ini melibatkan berbagai kelompok masyarakat, mulai dari anak-anak, penyandang disabilitas, warga umum, hingga lansia, untuk menyampaikan cerita mereka lewat medium pilihan masing-masing.
Semua dokumentasi akan dipublikasikan melalui media sosial resmi Pemkot Bandung, komunitas mitra, dan platform digital Cerita Caravan.
Narasi Lokal untuk UMKM dan Identitas Kota
Ketua Dekranasda sekaligus Bunda Literasi Kota Bandung, Aryatri Benarto, menyampaikan pentingnya narasi lokal dalam pengembangan UMKM berbasis kearifan budaya.
“Banyak UMKM Bandung memiliki storytelling unik yang menjadi bagian dari identitas kota. Bandung Kota Cerita diharapkan menjadi ruang penguatan komunitas dan UMKM berbasis narasi lokal yang berdaya,” ujar Aryatri.
Logo Sarat Makna: Identitas Visual “Bandung Kota Cerita”
Identitas visual dari Bandung Kota Cerita juga dirancang dengan filosofi yang kuat, menggambarkan semangat keterbukaan dan keberagaman:
- Huruf “B” sebagai simbol utama dari Bandung
- Lembaran kertas sebagai lambang cerita yang menyusun jati diri kota
- Lorong atau pintu masuk melambangkan Bandung sebagai ruang terbuka bagi masa lalu, masa kini, dan masa depan
- Warna-warni merepresentasikan keragaman budaya dan identitas warga
Logo ini memperkuat pesan bahwa Bandung bukan sekadar kota bersejarah, tetapi juga kota yang terus hidup dan bertumbuh lewat kisah-kisah warganya.
Baca juga: 2 Tempat Hits Bertema Bengkel di Bandung, Serasa Nongkrong di Luar Negeri!
Melalui gerakan ini, Pemerintah Kota Bandung ingin membangun kota yang mendengar, mencatat, dan mengapresiasi setiap kisah warganya.
Sebab di Bandung, setiap cerita memiliki tempat, dan setiap warga memiliki peran penting dalam menuliskan sejarahnya sendiri.***