TANGERANG SELATAN – KABAR-DESAKU.COM – Mendaras diskursus energi merupakan isu global yang aktual untuk dikaji. Di Tengah era disrupsi dengan perkembangan dunia yang begitu pesat, upaya masyarakat dalam memanfaatkan dan menggunakan energi merupakan pilar utama yang menentukan masa depan dunia.
Menilik kompleksitas kehidupan modern, terlihat jelas bahwa kelekatan masyarakat terhadap bahan bakar fosil tidak cukup lestari dan penuh ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan.
Berdasar pada Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) yang disampaikan di tahun 2022, Indonesia merupakan negara yang berkomitmen dan mendukung upaya pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kacanya (GRK) dengan target akhir zero emissions di tahun 2060,
bahkan lebih awal (CASE, 2023).
Dalam hal ini, masyarakat berperan besar dalam memicu revolusi industri dan mengubah cara manusia memanfaatkan sumber daya energi.
Untuk itu, diperlukan peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemahaman bijak energi khususnya pada penggunaan energi listrik.
Meninjau pertumbuhan penduduk usia muda yang relatif tinggi, menjadikan jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk muda millenial, yakni penduduk yang hidup di abad ke-21.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Indonesia memiliki sekitar 63 juta jiwa generasi millennial, atau penduduk usia produktif 20-35 tahun (IDN Research Institute, Indonesia Millennial Report 2019).
Berdasar pada data yang ada, generasi millenial memiliki kontribusi besar window of opportunity untuk menentukan wajah energi Indonesia ke depan (Kemen PPPA, 2018).
Pun dalam upaya bijak energi listrik dengan pengurangan konsumsi energi agar tidak terbuang sia-sia.
Energi listrik merupakan energi akhir yang dimanfaatkan untuk menghidupkan alat-alat elektronik bagi para penggunanya.
Baca juga: Minggu Pagi Rumah Baca Purnama Dipadati Pengunjung, Ternyata Ada ini
Generasi millenial telah mendominasi penggunaan barang-barang elektronik seperti pendingin udara, pengering rambut, televisi, komputer, laptop, ponsel, dan
elektronik lainnya.
Namun, meminjam penelitian oleh Andy Ghita, minimnya informasi terkait hemat
energi listrik pada lingkungan masyarakat millenial telah menumbuhkan sikap lalai dalam menggunakan energi listrik (Utama, Volume 6, Number 2, 2018).
Masyarakat millenial cenderung menganggap sepele dampak yang ditimbulkan dari penggunaan energi listrik yang berlebihan dan tidak terkontrol (Meilyarto, 2020).
Oleh sebab itu, mengagas gaya hidup bijak energi listrik oleh masyarakat millenial merupakan salah satu upaya besar untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Pemanfaatan bijak energi listrik dalam kehidupan sehari-hari memang membutuhkan upaya yang tidak mudah.
Baca juga: Hari Santri Nasional: Menjaga Nilai-nilai Kebangsaan dan Kesadaran Nasionalisme
Namun terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh generasi millenial sebagaimana berikut:
1. Membangun gaya hidup hemat energi listrik. Sederhana misalnya dengan mematikan lampu, AC, kipas angin, charger, jika tidak diperlukan.
2. Beralih menggunakan transportasi umum yang tersedia dan beralih kepada penggunaan sepeda, jalan kaki dan ride–sharing.
3. Kampanye bijak energi listrik melalui media sosial. Sebab generasi millenial rentan tidak tahu alasan mengapa harus menghemat energi listrik.
4. Memanfaatkan energi alami.
Meski bijak energi listrik merupakan agenda milik semua lapisan masyarakat, generasi millenial memiliki kontribusi unggul terhadap perwujudan bijak energi listrik.
Selain itu, setiap individu generasi millenial memiliki peran penting yang dimainkan dalam mengarahkan Indonesia menuju masa depan berbasis listrik bersumber energi terbarukan.***
Ditulis oleh: Mufidatul Bariyah (Peserta lomba menulis artikel Hari Listrik Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Baca Purnama)
One thought on “Millenial Generasi Bijak Energi Listrik”