Tak Disangka, Makan di Lorong Hotel di Madinah Jadi Momen Paling Dinikmati Jemaah Haji Ini

MADINAH, KABAR-DESAKU.COM — Siang itu, lorong Hotel InterContinental Daar Al Hijra (113), Sektor 1 Madinah, berubah menjadi ruang makan tak biasa yang penuh canda dan tawa.

Di sinilah Wachudi Sukardi, Ketua Rombongan Kloter 24 SOC (Solo), bersama hampir sepuluh anggota rombongannya, menikmati makan siang dengan suasana akrab yang membuat mereka merasa seperti di rumah sendiri.

Wachudi, seorang pedagang yang juga perangkat Desa Dlisen, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah tampak lahap menyantap makanannya.

Ia mengaku menu yang disediakan terasa sangat cocok di lidah — bahkan lebih enak dari yang biasa ia makan di rumah.

“Menunya cocok banget, malah lebih enak dari masakan harian. Terima kasih panitia,” ucap Wachudi sambil tersenyum, disambut gelak tawa rekan-rekannya.

Selama hampir seminggu berada di Madinah sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah, jemaah Kloter 24 SOC ini tak merasa bosan dengan makanan yang disajikan. Variasi menu yang terus berganti membuat selera makan mereka tetap terjaga.

Baca juga: Tangis Haru Iringi Keberangkatan 393 Jemaah Haji Kota Mataram: “Ini Bukan Perjalanan Biasa…”

Makan di Lorong Hotel, Kenapa Tidak?

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, Djubaidah, Koordinator Layanan Konsumsi Sektor 1 Madinah, kebiasaan makan bersama di lorong hotel bermula dari keterbatasan ruang makan di hotel tersebut.

Karena kapasitas ruangan tidak memungkinkan untuk menyajikan makanan secara kolektif, tim Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja sama dengan katering mengantarkan makanan langsung ke kamar ketua rombongan (karom).

“Makanan dikirim ke karom, lalu diteruskan ke ketua regu, dan akhirnya dibagikan ke masing-masing jemaah,” jelas Djubaidah.

Setiap boks makanan diberi label lengkap berisi informasi jenis makan (pagi, siang, malam) dan waktu batas konsumsi aman. Distribusi makanan juga dilakukan secara terjadwal:

• Makan pagi: pukul 05.00–08.00, layak dikonsumsi hingga pukul 09.00.

• Makan siang: pukul 12.00–14.00, layak dikonsumsi hingga pukul 16.00.

• Makan malam: pukul 17.00–19.00, layak dikonsumsi hingga pukul 21.00.

Sebelum didistribusikan, setiap pengiriman makanan diuji rasa oleh tim konsumsi untuk memastikan kualitas dan kesegaran makanan.

Baca juga: Bupati Banjarnegara Lepas 945 Calon Haji, Titip Doa untuk Banjarnegara yang Lebih Sejahtera

Responsif untuk Lansia, Bumbu Asli dari Tanah Air

Untuk jemaah lansia, menu khusus seperti bubur disediakan jika ada permintaan. Ini merupakan hasil evaluasi tahun lalu yang kini diterapkan dengan pendekatan lebih fleksibel.

Djubaidah pun memuji kesiapan dan respons cepat pihak katering dalam memenuhi permintaan tersebut.

Menariknya, makanan jemaah haji Indonesia disiapkan dengan cita rasa khas Nusantara. Bahan dan bumbunya pun didatangkan langsung dari Indonesia.

Tahun ini saja, sebanyak 475 ton bumbu asli Nusantara dikirim ke Arab Saudi dari total kebutuhan 611 ton — sebuah bukti bahwa kualitas konsumsi jemaah semakin diperhatikan.

25,8 Juta Boks Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia

Pelayanan konsumsi jemaah haji Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Untuk pertama kalinya, setiap jemaah menerima layanan makan penuh 3 kali sehari, dengan total 127 kali makan selama berada di Arab Saudi — atau setara dengan 25,8 juta boks makanan yang harus disiapkan untuk jemaah reguler.

Baca juga: Baru Dirilis! E-Book Manasik Haji 2025 yang Wajib Dimiliki Jemaah, Gratis dan Mudah Diakses!

Rinciannya:

• Madinah: 3 kali makan selama 9 hari (total 27 kali).

• Mekkah: 3 kali makan selama 28 hari (total 84 kali).

• Armuzna: 15 kali makan siap saji + 1 snack.

Peningkatan layanan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama, dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu Allah.***